Partai Buruh Korea Utara: Peluncuran Satelit Militer yang Jatuh ke Laut Bentuk Kegagalan Terbesar
Kegagalan peluncuran roket itu juga disebabkan oleh rendahnya keandalan dan stabilitas sistem mesin tipe baru yang diterapkan pada roket.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Korea Utara mengatakan peluncuran satelit pengintai militer pertamanya yang jatuh ke laut pada akhir bulan lalu merupakan sebuah bentuk kegagalan terbesar.
Hal tersebut diungkapkan oleh partai buruh yang berkuasa dalam rapat pleno yang diadakan pada minggu (18/6/2023).
Selain itu, pimpinan partai buruh juga mendesak para pekerja dan peneliti untuk menganalisis peluncuran satelit militer yang gagal dan mempersiapkan yang lain dalam waktu dekat.
Baca juga: Roket Jatuh ke Laut, Korea Utara Janji Luncurkan Banyak Satelit Pengintai
“Mereka yang bertanggung jawab atas peluncuran satelit mendapat dikritik habis-habisan," bunyi laporan dari kantor berita Pemerintah Korea Utara KCNA, Senin (19/6/2023).
Sebagaimana diketahui, roket yang membawa satelit pengintai 'Chollima-1' jatuh ke Laut Korea pada akhir bulan lalu setelah kehilangan daya dorong akibat start abnormal.
Kegagalan peluncuran roket itu juga disebabkan oleh rendahnya keandalan dan stabilitas sistem mesin tipe baru yang diterapkan pada roket pembawa dan karakter bahan bakar yang digunakan tidak stabil.
Terlepas dari kegagalan itu, Korea Utara berjanji akan terus mengembangkan kemampuan nuklirnya dan memperkuat solidaritas dengan negara lain.
Selain membahas kegagalan peluncuran satelit pengintai militer pertamanya, partai buruh juga membicarakan swasembada pasokan pangan yakni dengan meningkatkan hasil pertanian negara dan memenuhi target produksi biji-bijian tahunan.
Awal tahun ini, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan situasi pangan di Korea Utara sedang memburuk.
Hal itu semakin diperparah dengan adanya sanksi internasional yang dijatuhkan kepada Korea Utara atas program senjata nuklir dan rudal balistiknya.