Kerusuhan di Paris, Wali Kota Trauma Rumahnya Diserang Pengunjuk Rasa, Anak-Istri Terluka
Kerusuhan begitu mencekam karena pengunjuk rasa membakar mobil dan menjarah toko-toko.
Editor: Hasanudin Aco
Kerusuhan di Prancis yang dipicu penembakan seorang remaja keturunan Aljazair berusia 17 tahun oleh polisi pada Selasa (27/6/2023).
Kerusuhan terus masih berkobar hingga Sabtu (1/7/2023) dini hari waktu setempat.
Dalam kurun 24 jam terakhir, Kementerian Dalam Negeri Prancis melaporkan 1.311 orang ditangkap terkait kerusuhan.
Kerusuhan yang terjadi sejak Selasa lalu ini pun menyebar ke kota-kota di luar Paris. Kota-kota besar seperti Lyon dan Marseille pun didera kerusuhan.
Polisi Marseille menyebut, perusuh "sangat gesit" menimbulkan kebakaran dan menjarah.
Polisi di Marseille pun menangkap 88 orang terduga perusuh per Sabtu pukul 02.00 dini hari waktu setempat.
Perusuhan di Marseille juga disebut merangsek ke toko senjata api dan menjarah isinya. Sebuah supermarket di Marseille juga dibakar.
"Di Marseille, penjarahan dan kerusuhan yang ada tidak bisa diterima," kata Wali Kota Marseille Benoit Payan, sebagaimana dikutip The Guardian.
Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron telah menerjunkan 45.000 personel polisi untuk meredam kerusuhan di berbagai penjuru negeri.
Macron pun meminta para orang tua mencegah anaknya ke luar rumah.
Pemerintah Prancis melaporkan sekitar 2.500 toko dan bangunan dijarah atau dibakar sejauh ini. Perusuh pun membakar kendaraan dan bentrok dengan polisi.
Macron menyebut sepertiga dari jumlah perusuh merupakan anak muda, bahkan sebagiannya di bawah umur.
Presiden Prancis itu mengingatkan para perusuh di bawah umur ini merupakan tanggung jawab orang tua.
"Terkadang kita merasa sebagian dari mereka hidup di jalanan, permainan video telah meracuni mereka," kata Macron.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.