Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buntut Kasus 2 Wanita di India Diarak Tanpa Busana dan Dilecehkan, Peran Kepolisian Dipertanyakan

Peran aparat kepolisian India kini dipertanyakan usai kasus dua wanita diarak massa dan ditelanjangi, bahkan dilecehkan oleh segerombolan pria.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Buntut Kasus 2 Wanita di India Diarak Tanpa Busana dan Dilecehkan, Peran Kepolisian Dipertanyakan
BIJU BORO / AFP
Anggota Kongres Assam Pradesh Mahila (Assam PMC) meneriakkan slogan-slogan ketika saat mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kekerasan etnis yang sedang berlangsung di negara bagian Manipur, India timur laut, di Guwahati pada 21 Juli 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Peran aparat kepolisian India kini dipertanyakan setelah kasus dua wanita diarak massa dan ditelanjangi, bahkan dilecehkan oleh segerombolan pria di negara bagian Manipur.

Dilansir BBC, peristiwa memilukan itu terjadi pada 4 Mei 2023 dan viral di media sosial.

Namun, baru Kamis (20/7/2023) kemarin, pihak berwenang menanggapi kasus pemerkosaan dan memburu para pelaku.

Banyak yang bertanya mengapa polisi butuh waktu lama untuk bertindak.

Padahal korban sudah mengadukan kasus itu tak lama setelah kejadian.

Massa dan empat pria yang memperkosa dua wanita itu juga dapat diidentifikasi dengan jelas melalui rekaman video yang viral.

Baca juga: 10 Fakta 2 Wanita di India Diarak Tanpa Busana dan Dilecehkan

BBC yang mendapat salinan pengaduan dari kerabat seorang korban melihat, sekelompok orang diduga menyeret dua wanita itu dari tahanan polisi.

Berita Rekomendasi

"Polisi juga ada saat kejadian, tetapi tidak melakukan apapun untuk membantu mereka," terang salinan pengaduan tersebut.

Aparat kepolisian tidak membantah tuduhan tersebut.

Polisi Kalah jumlah

Beberapa laporan media mengutip pejabat kepolisian yang tidak mau disebutkan namanya, mengaku kalah jumlah.

Seorang pejabat senior pemerintah yang juga berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada BBC, polisi menerima lebih dari 6.000 pengaduan sejak kekerasan dimulai pada 3 Mei 2023.

"Keterlambatan menangani kasus ini bisa karena jumlah polisi di Manipur sedikit," katanya.

Menurutnya, jika pemerintah menerima video tersebut lebih awal, tersangka akan ditangkap lebih cepat.

Baca juga: Krisis Pangan Mengancam Usai India Setop Ekspor Beras, Indonesia Diklaim Aman: Stok Melimpah

Cuplikan video 2 wanita India dari suku Kuki-Zo diarak tanpa busana oleh massa yang merupakan anggota suku Meitei. Insiden mengerikan ini terjadi di desa B. Phainom, di distrik Kangpokpi, negara bagian Manipur, India, pada 4 Mei 2023. Video itu viral pada Rabu (19/7/2023), demonstran turun ke jalan pada 20 Juli 2023 dan meminta pemerintah India segera mengatasi tindak kekerasan dan pelecehan seksual, terutama kekerasan etnis.
Cuplikan video 2 wanita India dari suku Kuki-Zo diarak tanpa busana oleh massa yang merupakan anggota suku Meitei. Insiden mengerikan ini terjadi di desa B. Phainom, di distrik Kangpokpi, negara bagian Manipur, India, pada 4 Mei 2023. Video itu viral pada Rabu (19/7/2023), demonstran turun ke jalan pada 20 Juli 2023 dan meminta pemerintah India segera mengatasi tindak kekerasan dan pelecehan seksual, terutama kekerasan etnis. (MirrorUk)

Kronologi Pelecehan dan Penganiayaan

Diketahui, dua perempuan yang berusia 21 dan 42 tahun itu disebut sebagai anggota etnis minoritas Kuki.

Mereka merupakan bagian dari kelompok yang melarikan diri setelah desa mereka dibakar oleh etnis Meitei.

Suku Meitei atau Meetei adalah kelompok etnis mayoritas di Manipur, India dan kerap disebut suku Manipuri. 

Saat melarikan diri, kedua korban malah bertemu dengan gerombolan suku Meitei.

Sejumlah orang dari suku Meitei lalu mengepung dua wanita tersebut dan memaksa mereka untuk menanggalkan baju.

Dua wanita itu lalu diarak di jalan dan dianiaya oleh beberapa pria di tengah kerumunan.

Mereka lantas dilempar ke lapangan dan diduga diperkosa beramai-ramai.

Baca juga: Diduga Aniaya Gadis 10 Tahun, Pilot di India dan Suaminya Ditarik Keluar Rumah dan Dikeroyok Massa

Anggota Kongres Assam Pradesh Mahila (Assam PMC) meneriakkan slogan-slogan ketika saat mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kekerasan etnis yang sedang berlangsung di negara bagian Manipur, India timur laut, di Guwahati pada 21 Juli 2023.
Anggota Kongres Assam Pradesh Mahila (Assam PMC) meneriakkan slogan-slogan ketika saat mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kekerasan etnis yang sedang berlangsung di negara bagian Manipur, India timur laut, di Guwahati pada 21 Juli 2023. (BIJU BORO / AFP)

Reaksi PM India Narendra Modi 

Perdana Menteri India, Narendra Modi pun bereaksi atas kekerasan yang terjadi di India.

PM Modi menyatakan, insiden tersebut merupakan aib bagi India.

Ia juga meyakinkan publik bahwa mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi kekuatan hukum penuh.

"Saya meyakinkan bangsa bahwa yang bersalah tidak akan lolos dari keadilan."

"Tindakan keji terhadap putri-putri Manipur tidak dapat dimaafkan," katanya.

Baca juga: Setelah Video 2 Wanita di India Diarak Telanjang Viral, Picu Kemarahan Nasional, 4 Orang Ditangkap

Pemerintah Disebut Tutup Mata

Pihak berwenang dituduh menutup mata terhadap beberapa kekejaman terburuk di Manipur.

Termasuk pemenggalan dan penyerangan yang ditargetkan, pemerkosaan dan penyiksaan terhadap wanita.

Pemerintah setempat tetap diam tentang konflik tersebut.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas