Vladimir Putin Sahkan Undang-undang Anti-LGBT: Transgender Dianggap Paham Satanisme Murni
Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang melarang perubahan gender di Rusia. Undang-undang ini disebut juga UU Anti-LGBT
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dalam beberapa nilai-nilai yang dianut Rusia, transgender dipandang sebagai paham "setanisme murni".
Tindakan keras Rusia terhadap orang-orang LGBTQ+ dimulai satu dekade lalu ketika Vladimir Putin pertama kali memproklamasikan fokus pada “nilai-nilai keluarga tradisional”, yang didukung oleh gereja Ortodoks Rusia.
Pada 2013, Kremlin mengadopsi undang-undang yang melarang dukungan publik apa pun atas "hubungan seksual nontradisional" di antara anak di bawah umur.
Pada tahun 2020, Putin mendorong reformasi konstitusi yang melarang pernikahan sesama jenis dan tahun lalu dia menandatangani undang-undang yang melarang “propaganda hubungan seksual nontradisional” di kalangan orang dewasa.
Apa Itu LGBT
LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender.
Singkatan ini digunakan untuk menyebut orientasi seksual seseorang atau sekelompok orang.
LGBT merupakan kelompok orang homoseksual yang dinaungi queer.
Apa itu queer?
Pengertian queer Dikutip dari Merriam Webster, queer adalah orang atau kelompok yang memiliki ketertarikan seksual atau hubungan romantis, tidak terbatas pada orang dengan identitas jender atau orientasi seksual tertentu.
Thamsin Spargo dalam bukunya yang berjudul Foucault and Queer Theory (1999) mengatakan bahwa queer tidak merujuk pada identitas jender secara khusus, seperti gay, lesbian, biseksual, trangender, atau lainnya.
Ia menjelaskan bahwa queer ada untuk siapa saja yang terpinggirkan karena orientasi atau praktik seksualnya.
Menurut Harry Benshoff dan Sean Griffin dalam buku Queer Cinema, The Film Reader (2004), queer adalah teori yang menolak gagasan esensial atau biologis mengenai jender dan seksualitas.
Mereka memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang cair atau dapat berubah, serta merupakan kepribadian yang dibangun secara sosial.
Dengan begitu, keberadaan queer mematahkan adanya pembagian identitas jender, seperti laki-laki, perempuan, feminin, maskulin, dan sebagainya.