Malaysia Ikut Jejak Indonesia Blokir Impor Sapi Hidup dari Australia, Khawatir Penyakit Kulit
Pemerintah Australia mengatakan bahwa Malaysia untuk sementara waktu menghentikan impor sapi dan kerbau hidup dari Australia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY - Pemerintah Australia mengatakan bahwa Malaysia untuk sementara waktu menghentikan impor sapi dan kerbau hidup dari Australia.
Pernyataan ini disampaikan beberapa hari setelah Indonesia menghentikan beberapa impor setelah ditemukan penyakit kulit infeksius atau Lumpy Skin Disease (LSD) terdeteksi pada sejumlah kecil sapi.
"Australia segera terlibat perbincangan dengan rekan-rekannya di Malaysia untuk mencabut pembatasan sambil memastikan negara itu tetap bebas dari penyakit tersebut," kata Kepala Dokter Hewan Australia, Mark Schipp pada Rabu (9/8/2023) kemarin.
Schipp pun memahami kekhawatiran yang ditunjukkan Malaysia terkait hal ini.
"Kami memahami keputusan (Malaysia) ini didasarkan pada keputusan Indonesia bahwa mereka tidak akan menerima sapi dari empat perusahaan ekspor tertentu menyusul deteksi LSD pada sapi Australia," jelas Schipp.
Sebelumnya, Indonesia yang merupakan pasar terbesar untuk ekspor sapi hidup Australia pekan lalu memberlakukan beberapa pembatasan bahkan saat para pejabatnya berusaha menghilangkan kekhawatiran dengan melakukan tes diagnostik cepat.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (10/8/2023), Schipp mengatakan bahwa departemennya sedang bekerja untuk menyelesaikan penyelidikan mengenai status kesehatan ternak yang terkena dampak.
Ia akan memastikan bahwa Australia bebas dari LSD dan ekspor sapi ke Indonesia dapat dilanjutkan dari fasilitas lainnya.
LSD merupakan penyakit yang menyebabkan lepuh pada ternak sapi dan mengurangi produksi susu.
Penyakit ini adalah penyakit virus yang sangat menular yang dapat menyerang sapi dan kerbau, serta ditularkan melalui gigitan serangga.
Kendati demikian, LSD tidak menimbulkan risiko bagi manusia.
Terkait keputusan Malaysia, Australia pun tidak menyampaikan rincian terkait jumlah ekspor yang akan terdampak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.