Menlu AS Dadakan Datang, Ukraina Dapat Rp 15 Triliun, Rusia Kirim Salam Pakai Rudal
Kedatangan mendadak Menlu AS, Blinken ke Ukraina beriring bantuan senilai Rp 15 Triliun buat Kiev. Rusia kirim salam lewat rudal yang meledakkan pasar
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Kejahatan keji. Kejahatan yang kurang ajar. Benar-benar tidak berperikemanusiaan."
Dia kemudian menuduh Rusia sengaja menargetkan warga sipil dan mengatakan tidak ada unit militer di dekat lokasi kejadian.
Uni Eropa mengutuk serangan tersebut bersamaan dengan eskalasi serangan Rusia terhadap objek sipil yang telah menyebabkan ratusan orang tewas atau terluka dalam beberapa pekan terakhir.
“Serangan yang disengaja terhadap warga sipil adalah kejahatan perang,” kata blok tersebut dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menulis di Twitter, bahwa perang agresi Rusia ini merupakan serangan terhadap hukum internasional, terhadap kemanusiaan.
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan insiden tersebut menggarisbawahi pentingnya terus mendukung rakyat Ukraina saat mereka mempertahankan wilayahnya.
AS Kuatkan Dukungan
Dalam pertemuan dengan Zelensky, Blinken menegaskan kembali dukungan Washington terhadap Kyiv dalam perjuangannya membebaskan wilayah di selatan dan timur negara itu dari pendudukan tentara Rusia.
“Kami bertekad di Amerika Serikat untuk terus berjalan berdampingan dengan Anda. Dan Presiden Biden meminta saya datang untuk menegaskan kembali dukungan kami,” katanya kepada Zelensky.
“Kami melihat kemajuan penting yang dicapai saat ini dalam serangan balasan dan itu sangat, sangat menggembirakan,” tambahnya.
"Paket bantuan baru senilai $1 miliar, yang mencakup $665,5 juta bantuan militer dan keamanan sipil, akan lebih lanjut “membangun momentum” untuk serangan balasan," kata Blinken pada konferensi pers berikutnya.
Selain dana tersebut, Pentagon mengumumkan akan memberi Ukraina amunisi berupa tank berlapis depleted uranium (cangkang uranium yang sudah habis – bahan pelapis untuk lapis baja dan peluru yang kuat namun kontroversial karena toksisitasnya).
Rusia Mencak-mencak
Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat mengatakan melalui Telegram bahwa tindakan tersebut merupakan “tanda jelas ketidakmanusiawian” di pihak Washington.
“AS sengaja mentransfer senjata dengan dampak yang tidak pandang bulu,” kata kedubes Rusia di AS.
Kremlin sebelumnya mengecam kunjungan Blinken, dengan alasan bantuan AS tidak akan “mempengaruhi jalannya operasi militer khusus” – istilah Moskow untuk serangannya.