Korban Tewas Banjir di Libya Capai 5.300 Orang, Jumlah Korban Diperkirakan 20.000 Orang
Ia meminta agar dunia internasional mengirimkan bantuan sebab Libya tidak mempunyai pengalaman menghadapi bencana sebesar ini.
Editor: Hasanudin Aco
"Laut terus-menerus membuang puluhan jenazah," kata Hichem Abu Chkiouat, Menteri Penerbangan Sipil di pemerintahan Libya timur kepada The Guardian.
Dia menambahkan bahwa rekonstruksi akan menelan biaya miliaran dolar.
Italia Kirim Bantuan
Italia mulai mengirimkan personel pemadam kebakaran dan ahli banjir ke Libya, serta mengirimkan kapal untuk memberikan dukungan medis dan logistik.
Kementerian Pertahanan Italia melalui keterangan tertulis menjelaskan, personel dan peralatan tersebut akan berangkat pada Rabu (13/9/2023).
Mereka mengirimkan dua pesawat angkut militer, para ahli, peralatan, dan material lainnya ke Libya.
Sebuah kapal angkatan laut juga telah berangkat, dan diperkirakan akan tiba di Libya dalam waktu 24 jam.
Kapal angkatan laut lain yang membawa dua helikopter pencarian dan penyelamatan, personel dan peralatan, juga mungkin diberangkatkan jika diperlukan, kata kementerian itu.
Sementara, seorang jurnalis yang berhasil meninggalkan Kota Derna, Mabrooka Elmesmary, menggambarkan kota itu telah rata dengan tanah.
“Tidak ada air, tidak ada listrik, tidak ada bensin,” katanya kepada Al Jazeera.
“Kota ini rata dengan tanah.”
Gedung apartemen berisi keluarga-keluarga di dalamnya, tersapu, katanya.
Menurutnya, orang-orang berusaha melarikan diri dari Derna, namun banyak yang terjebak karena akses jalan yang tertutup atau hilang.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Libya mengatakan sedikitnya 30.000 orang telah mengungsi dari Derna.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.