Peringatan Setahun Sabotase Pipa Nord Stream, Diselidiki 3 Negara hingga Pelaku Belum Terungkap
Serangan jaringan pipa Nord Stream tahun lalu memicu ketegangan geopolitik manakala Rusia tengah melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Sebelum pipa Nord Stream benar-benar meledak, Intelijen Militer Belanda sudah memperingatkan CIA mengenai rencana Ukraina untuk meledakkan jaringan pipa tiga bulan sebelum insiden terjadi, demikian laporan stasiun penyiaran Belanda NOS dan Die Zeit dan ARD Jerman pada bulan Juni.
The Washington Post membuat klaim serupa.
Baca juga: Soal Pemboman Pipa Nord Stream, Diperkirakan Kelompok Pro-Ukraina Gunakan Ratusan Kilogram Peledak
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berulang kali membantah bahwa negaranya berada di balik sabotase tersebut.
“Saya tidak akan pernah melakukan hal itu,” katanya kepada surat kabar Jerman Bild.
Pada Maret, The New York Times menulis bahwa para pejabat AS telah melihat intelijen mengindikasikan adanya “kelompok pro-Ukraina” yang bertanggung jawab, tanpa sepengetahuan Zelensyy.
Der Spiegel, media Jerman fokus pada Andromeda..
Menurut laporan, paspor palsu yang digunakan untuk menyewa kapal pesiar.
Identitas penyewa mengarah ke seorang tentara Ukraina, sementara biaya sewa dibayar oleh sebuah perusahaan yang terdaftar di Polandia yang memiliki hubungan dengan seorang wanita di Kyiv.
Pada bulan Juni, The Wall Street Journal melaporkan Jerman sedang mencoba mencocokkan sampel DNA yang ditemukan di kapal tersebut “dengan setidaknya satu tentara Ukraina”.
Journal juga mengatakan bukti yang ditemukan dalam penyelidikan tersebut antara lain data dari peralatan radio dan navigasi Andromeda, satelit dan ponsel, serta akun Gmail yang diduga digunakan oleh pelaku.
Media Denmark melaporkan sebuah kapal angkatan laut Rusia yang khusus menangani operasi kapal selam, SS-750, difoto di dekat lokasi ledakan beberapa hari sebelum serangan.
3. Apakah ini operasi bendera palsu?
Para ahli tidak mengesampingkan operasi “bendera palsu” yang dilakukan Rusia, dan ada petunjuk yang sengaja diberikan untuk menyalahkan Ukraina.
Sebagai catatan, operasi bendera palsu atau operasi kambing hitam adalah perbuatan dengan maksud menyamarkan pihak yang sebenarnya bertanggung jawab dan menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam.