Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suplier Senjata ke Ukraina: Armor Barat Gagal di Perang Lawan Rusia, Terlalu Lembek Buat All Out War

anyak kendaraan lapis baja Barat tidak berfungsi di perang Rusia dan Ukraina karena dibuat bukan untuk tujuan dengan tipikal perang tersebut

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Suplier Senjata ke Ukraina: Armor Barat Gagal di Perang Lawan Rusia, Terlalu Lembek Buat All Out War
RUSSIAN MINISTRY OF DEFENCE
Rusia merilis foto tank-tank Ukraina yang hancur di hari-hari pertama serangan balasan dimulai. Rusia memasang banyak ranjau untuk melumpuhkan tank-tank Ukraina yang dipasok Barat untuk kemudian menghujaninya dengan serangan artileri. 

"Kurang dari 5 persen tank yang hancur sejak awal perang telah dihancurkan oleh tank lain dan sisanya disebabkan oleh ranjau, artileri, rudal antitank, dan drone. Ini berarti kecanggihan sebuah tanki tidak lagi penting," kata pejabat Ukraina dalam laporan The Wall Street Journal.

Tentara Ukraina di dekat Bakhmut mengamati posisi pasukan Rusia pada 24 Maret 2023.
Tentara Ukraina di dekat Bakhmut mengamati posisi pasukan Rusia pada 24 Maret 2023. (Aris Messinis/Getty Images)

Kuantitas Mengalahkan Kualitas

Mayor Jenderal Christian Freuding, direktur staf perencanaan dan komando Jerman, mengatakan para ahli strategi militer Barat belum menerima kenyataan kalau dalam perang Rusia dan Ukraina, kuantitas mengalahkan kualitas.

"Anda memerlukan jumlah; Anda memerlukan jumlah kekuatan. Di Barat, kami telah mengurangi jumlah militer kami; kami telah mengurangi persediaan kami. Namun kuantitas penting; masalah massa," katanya kepada The Wall Street Journal.

Meski begitu, Ukraina tetap meminta tank dan peralatan militer yang lebih canggih dari sekutunya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah berulang kali mengkritik sekutu Barat atas keterlambatan pengiriman senjata.

Pada awal bulan ini, Zelensky menyebut, pengiriman senjata yang lebih lambat akan mengurangi peluang keberhasilan Ukraina dalam serangan balasan yang sedang berlangsung.

Sebuah laporan pada bulan Juli yang dikumpulkan oleh Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia mengatakan sekutu Ukraina hanya mengirimkan sekitar setengah dari senjata berat yang telah dijanjikan.

Berita Rekomendasi

(oln/wsj/BI/)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas