Suplier Senjata ke Ukraina: Armor Barat Gagal di Perang Lawan Rusia, Terlalu Lembek Buat All Out War
anyak kendaraan lapis baja Barat tidak berfungsi di perang Rusia dan Ukraina karena dibuat bukan untuk tujuan dengan tipikal perang tersebut
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Kurang dari 5 persen tank yang hancur sejak awal perang telah dihancurkan oleh tank lain dan sisanya disebabkan oleh ranjau, artileri, rudal antitank, dan drone. Ini berarti kecanggihan sebuah tanki tidak lagi penting," kata pejabat Ukraina dalam laporan The Wall Street Journal.
Kuantitas Mengalahkan Kualitas
Mayor Jenderal Christian Freuding, direktur staf perencanaan dan komando Jerman, mengatakan para ahli strategi militer Barat belum menerima kenyataan kalau dalam perang Rusia dan Ukraina, kuantitas mengalahkan kualitas.
"Anda memerlukan jumlah; Anda memerlukan jumlah kekuatan. Di Barat, kami telah mengurangi jumlah militer kami; kami telah mengurangi persediaan kami. Namun kuantitas penting; masalah massa," katanya kepada The Wall Street Journal.
Meski begitu, Ukraina tetap meminta tank dan peralatan militer yang lebih canggih dari sekutunya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah berulang kali mengkritik sekutu Barat atas keterlambatan pengiriman senjata.
Pada awal bulan ini, Zelensky menyebut, pengiriman senjata yang lebih lambat akan mengurangi peluang keberhasilan Ukraina dalam serangan balasan yang sedang berlangsung.
Sebuah laporan pada bulan Juli yang dikumpulkan oleh Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia mengatakan sekutu Ukraina hanya mengirimkan sekitar setengah dari senjata berat yang telah dijanjikan.
(oln/wsj/BI/)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.