Bus Terakhir yang Bawa Etnis Armenia Telah Tinggalkan Kota Utama Nagorno-Karabakh, 'Jadi Kota Hantu'
Bus terakhir yang mengangkut orang-orang Armenia dari Nagorno-Karabakh telah berangkat. Kota utama Stepanakert kini sepi bagaikan kota hantu.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Kemudian pada 19 September 2023, pasukan Azerbaijan melancarkan serangan militer selama 24 jam.
Karena kalah persenjataan, kalah jumlah, dan dilemahkan oleh blokade, pasukan separatis Armenia menyerah dan setuju untuk membubarkan pemerintahan mereka pada akhir tahun.
Baca juga: Negara Nagorno-Karabakh Resmi Bubar Tahun 2024, Azerbaijan dan Armenia Sepakati Dekrit
Baku telah berjanji untuk menghormati hak-hak etnis Armenia di Nagorno-Karabakh saat mereka diintegrasikan kembali ke Azerbaijan.
Namun sebagian besar dari mereka telah melarikan diri karena takut akan penganiayaan termasuk kehilangan kebebasan menggunakan bahasa dan menjalankan adat istiadat agama dan budaya mereka.
Penangkapan Pejabat Etnis Armenia
Penangkapan beberapa pejabat politik dan keamanan Armenia Karabakh oleh Azerbaijan – termasuk salah satu mantan perdana menteri, Ruben Vardanyan ketika ia mencoba menyeberang ke Armenia – hanya menambah kepanikan.
Keluarga Vardanyan mengeluarkan pernyataan pada hari Senin yang mengatakan mereka tidak dapat berkomunikasi dengannya sejak penangkapannya.
Mereka meminta komunitas internasional untuk membantu.
“Kami mengkhawatirkan kesejahteraannya dan risiko terhadap nyawanya," ungkap keluarganya.
Jaksa Azerbaijan juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap mantan pemimpin Nagorno-Karabakh, Arayik Harutyunyan, yang memimpin wilayah tersebut sebelum mengundurkan diri pada awal September.
Dalam pidatonya pada hari Senin (2/10/2023), Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan negaranya telah mengakhiri konflik.
“Kami melindungi martabat kami, kami memulihkan keadilan dan hukum internasional,” tambahnya.
Baca juga: Ribuan Orang Armenia Melarikan Diri dari Karabakh, AS Minta Azerbaijan Lindungi Warga Sipil
“Agenda kami adalah perdamaian di Kaukasus, perdamaian di kawasan, kerja sama, manfaat bersama, dan hari ini, kami menunjukkan hal itu.”
Armenia Meminta Pertolongan Komunitas Internasional
Sementara itu Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengatakan eksodus etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh merupakan “tindakan pembersihan etnis terang-terangan dan perampasan tanah air warga”.
Pada hari Kamis (28/9/2023), utusan Armenia untuk UE mendesak blok tersebut untuk memberikan sanksi kepada Azerbaijan atas operasinya di daerah Nagorno-Karabakh.