Kontroversi Pemenang Miss Asia Malaysia, Luwe Xin Hui Dituduh sebagai Pembully saat Masih Sekolah
Media sosial pemenang Miss Asia Malaysia langsung dihujani tuduhan bullying saat ia mengumumkan kemenangannya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
"Untuk jumlah orang sebanyak ini, saya harus berbicara sendiri."
"Menindas 30 hingga 80 orang adalah sesuatu yang tidak bisa saya lakukan. Tidak mungkin berpikir rasional."
Baca juga: Terbongkar Identitas ASD, Tersangka Kasus Pelecehan Miss Universe Indonesia, Jabatan dan Perannya
“Ada rumor bahwa sekolah mengabaikan perilaku saya."
"Saya ingin meminta maaf kepada almamater saya dan mengklarifikasi bahwa pihak sekolah tidak membenarkan saya,” lanjut ratu kecantikan itu dalam keterangannya.
"Sekolah memiliki peraturan sekolah, dan keadilan serta keadilan almamater saya tidak akan berubah hanya karena saya. Saya bahkan dikeluarkan dari sekolah karena suatu kekurangan.”
Setelah The Independent menghubungi Luwe untuk mengomentari tuduhan tersebut termasuk klaim kecurangan universitas, dia menjawab akan mengeluarkan pernyataan lain pada tanggal 7 Oktober untuk “mengklarifikasi” lebih lanjut.
Kata agensi kontes kecantikan
Tuduhan bullying tersebut membuat penyelenggara kontes, Asia Television News (ATV), mengeluarkan pernyataan mereka sendiri serta rekaman video permintaan maaf Luwe.
“Luwe Xin Hui, pemenang kompetisi Miss Asia Malaysia-Singapura ke-34, dikritik secara online, dituduh ‘menindas’ teman-teman sekelasnya di sekolah menengah."
"Setelah dua hari refleksi, dia merekam video untuk meminta maaf dengan sungguh-sungguh kepada siswa yang terlibat dan mengklarifikasi tuduhan palsu satu per satu,” kata ATV dalam postingan Facebook.
Di tengah sejumlah seruan online agar Luwe dicopot gelarnya, ATV mengundang orang-orang untuk menyampaikan tuduhan mereka secara tertulis sehingga mereka dapat menyelidiki klaim tersebut.
ATV mengatakan bahwa mereka akan menjunjung tinggi prinsip keadilan dan dengan tegas menentang segala bentuk penindasan dan diskriminasi, dan akan mengambil tindakan proaktif untuk menyelidiki tuduhan baru-baru ini.
Sementara itu, setidaknya 14.000 kasus intimidasi di sekolah dicatat di Malaysia oleh kementerian pendidikan antara tahun 2012 dan 2015, menurut laporan Unicef tahun 2018.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)