Letkol Komandan Batalyon Lapis Baja Israel Terbunuh di Gaza, Sengaja Bombardir Kamp Pengungsi
juru bicara militer Israel mengakui Israel sengaja melakukan pemboman tersebut meski mengetahui banyak warga sipil di Kamp Pengungsi Jabaliya.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Serangan tanggal 31 Oktober menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai ratusan lainnya, menurut direktur rumah sakit setempat.
Serangan Israel pada tanggal 1 November, yang digambarkan oleh Pertahanan Sipil Gaza sebagai “pembantaian kedua,” menewaskan sedikitnya 80 orang dan melukai ratusan lainnya, menurut Dr. Atef Al Kahlout, direktur rumah sakit Indonesia di Gaza.
Dia mengatakan kepada CNN kalau semakin banyak jenazah yang digali dari reruntuhan, dan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Militer Israel mengklaim serangan itu menargetkan kompleks komando dan kendali Hamas dan “menghilangkan” teroris Hamas “berdasarkan intelijen yang tepat.”
The Wall Street Journal mencatat, rekaman video yang disiarkan oleh jaringan televisi Palestina dan Al-Jazeera menunjukkan ratusan orang menggali reruntuhan dengan tangan mereka untuk mengambil jenazah dan orang yang selamat, banyak dari mereka adalah anak-anak.
Dalam wawancara di CNN, juru bicara militer Israel mengakui Israel sengaja melakukan pemboman tersebut meski mengetahui banyak warga sipil di sana.
Ketika ditanya oleh pembawa acara, Wolf Blitzer, mengapa Israel melakukan pengeboman, juru bicara tersebut membenarkan pembunuhan tersebut dengan mengatakan, “Ini adalah tragedi perang. Kami menyuruh mereka pindah ke selatan.”
Meskipun ada peringatan kepada warga Palestina untuk pindah ke wilayah selatan, yang tidak dapat dilakukan oleh banyak orang termasuk pasien rumah sakit, Israel telah mengebom banyak sasaran di wilayah selatan, sehingga tidak ada tempat yang aman bagi warga Palestina untuk pergi.
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan, pemboman Israel sejak 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 8.520 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
(oln/twsj/cnn/tc)