Pemimpin Negara-negara Islam Termasuk Jokowi Sepakat Nyatakan Israel Lakukan Kejahatan Perang
Pertemuan ini adalah Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Darurat Luar Biasa negara-negara Arab plus negara-negara Islam di luar Arab.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Puluhan pemimpin negara berpenduduk Islam di dunia berkumpul di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2023), untuk membicarakan soal agresi militer Israel ke Palestina.
Pertemuan ini adalah Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Darurat Luar Biasa negara-negara Arab plus negara-negara Islam di luar Arab.
Yang merupakan gabungan dari KTT Organisasi Konferensi Islam OKI dan KTT Liga Arab.
Pertemuan yang dihadiri puluhan pemimpin negara-negara berpenduduk mayoritas Islam itu juga dihadiri Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi dan resmi dibuka di Riyadh, Sabtu (11/11/2023) waktu setempat.
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman selaku tuan rumah pertemuan menuntut adanya gencatan senjata segera di Gaza dan menyatakan Israel bertanggung jawab atas "kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina" dalam pidato pembukaannya.
Mohammed bin Salman yang kerap dipanggil MBS menekankan 'penolakan' Arab Saudi atas agresi Israel yang terus berlanjut di Gaza dan pengusiran paksa rakyat Palestina dari tanah air mereka.
Baca juga: Tank Israel Hanya Berjarak 20 Meter, IDF Tembaki Rumah Sakit Al-Quds di Gaza
MBS menyoroti 'standar ganda' dalam menerapkan hukum humaniter internasional, mengutuk heningnya komunitas internasional atas pelanggaran terhadap warga sipil Palestina.
Ia menambahkan, "Kita menghadapi bencana kemanusiaan yang menjadi bukti kegagalan Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran Israel, suatu hal yang menunjukkan standar ganda."
Putra Mahkota Arab Saudi itu kembali menuntut adanya gencatan senjata segera di Gaza dan pelepasan tawanan untuk menyelamatkan nyawa.
Ia mendesak upaya bersama antara negara-negara Arab dan Islam mengambil tindakan efektif guna mengakhiri pengepungan dan mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Kerajaan (Arab Saudi) melakukan upaya tanpa henti sejak awal agresi di Gaza dan terus melakukan konsultasi untuk menghentikan perang," ujarnya.
Ia menekankan satu-satunya solusi mencapai stabilitas di wilayah itu adalah diakhirinya pendudukan dan pendirian permukiman ilegal Israel di tanah Palestina.
"Negara Palestina harus didirikan di perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," kata Mohammed bin Salman.
Arab Saudi menjadi tuan rumah KTT darurat ini sebagai respons terhadap keadaan luar biasa yang terjadi di Jalur Gaza Palestina, di mana negara-negara merasa perlu menyatukan upaya dan merumuskan posisi bersama.