Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sehari Tekor Rp 4 Triliun, Militer Israel PHK Tentara Cadangan dari Perang Gaza Lawan Hamas

pemanggilan masif warga Israel untuk memenuhi wajib militer membuat perekonomian lumpuh lantaran tidak ada yang bekerja.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sehari Tekor Rp 4 Triliun, Militer Israel PHK Tentara Cadangan dari Perang Gaza Lawan Hamas
AP/Ohad Zwigenberg
Pasukan tentara Israel terlihat di perbatasan Israel-Gaza selama operasi darat di Jalur Gaza, Rabu, 8 November 2023. Pasukan darat Israel memasuki Jalur Gaza saat mereka melanjutkan perang melawan militan Hamas sebagai pembalasan atas tindakan kelompok tersebut. serangan 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel. (AP Photo/Ohad Zwigenberg) 

Sehari Tekor Rp 4 Triliun, Militer Israel PHK Tentara Cadangan dari Perang Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel dilaporkan mendemobilisasi pasukan cadangan dalam skala besar dalam perang Gaza yang bertujuan membasmi milisi Palestina Hamas.

Situs berita Israel, Ynet melaporkan, demobilisasi pasukan itu dilakukan karena tingginya biaya perang yang ditanggung Israel dalam perang berlarut melawan Hamas.

Sebagai catatan, mendemobilisasi pasukan cadangan ini berarti mengembalikan mereka ke status awal sebagai warga sipil.

Saat perang pecah 7 Oktober silam, Israel secara menggebu langsung memerintahkan ratusan ribu warga sipilnya untuk menjalani wajib militer dengan peran sebagai pasukan cadangan yang ditugaskan masuk ke Gaza.

Baca juga: Bombardir Sekolah-Rumah Sakit, Taktik Perang Apa yang Dijalankan Israel? Mau Potong Satu Generasi?

Yossi Yehoshua, analis politik di outlet Israel tersebut, mengatakan kalau militer Israel mendemobilisasi pasukan cadangan tanpa memberikan pengumuman resmi kepada publik mengenai kebijakan tersebut.

Perlu dicatat, Yehoshua mengatakan, jumlah pasukan cadangan yang didemobilisasi tidak dapat diungkapkan, hal ini mengindikasikan kalau  kebijakan itu datang dari komando militer tentara Israel yang bersifat rahasia.

Berita Rekomendasi

Menurut outlet tersebut, seorang perwira senior di militer Israel mengatakan, pemerintah Israel memang menunjukkan niat untuk merampingkan pasukan dan membebastugaskan banyak dari tugas.

"Komando militer (Israel) berupaya untuk menghemat pasukannya karena agresinya di Jalur Gaza berlarut-larut," tulis laporan tersebut.

Baca juga: 4 Rudal Burkan Buatan Iran oleh Hizbullah Porak-porandakan Markas Divisi Galilea Tentara Israel

Tentara Israel terlihat selama operasi darat di Jalur Gaza, Rabu, 8 November 2023. Pasukan darat Israel memasuki Jalur Gaza saat mereka melanjutkan perang melawan militan Hamas sebagai pembalasan atas serangan kelompok tersebut yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober terhadap Israel. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)
Tentara Israel terlihat selama operasi darat di Jalur Gaza, Rabu, 8 November 2023. Pasukan darat Israel memasuki Jalur Gaza saat mereka melanjutkan perang melawan militan Hamas sebagai pembalasan atas serangan kelompok tersebut yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober terhadap Israel. (AP Photo/Ohad Zwigenberg) (AP/Ohad Zwigenberg)

Tekor Banyak

Memanggil pasukan cadangan ke dalam militer terbukti telah merugikan perekonomian Israel.

Sebuah laporan sebelumnya mengindikasikan kalau pemanggilan masif warga Israel untuk memenuhi wajib militer membuat perekonomian lumpuh lantaran tidak ada yang bekerja.

Dalam konteks serupa, Biro Pusat Statistik Israel melaporkan peningkatan tajam pengangguran di kalangan warga Israel, karena persentase pengangguran meningkat dari 3,4 persen pada September 2023, menjadi 9,6% pada November.

Menurut lembaga Israel tersebut, jumlah pengangguran Israel telah mencapai 428.400 orang, lpnjakan signifikan jika dibandingkan dengan angka pada bulan September sebanyak 163.000 orang.

Setelah Operasi Banjir Al-Aqsa oleh Hamas, Militer Israel memanggil sekitar 360.000 warga sipil mereka untuk menjadi tentara cadangan.

Saat itu Israel mempersiapkan diri untuk melakukan serangan darat ke dalam Jalur Gaza dengan tujuan memberantas Hamas.

Agresi Israel di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-46, sementara milisi perlawanan terus melaksanakan operasi di belakang garis musuh dan mengusir pasukan Israel di sekitar Kota Gaza.

Baru-baru ini, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Obeida, mengungkapkan kalau milisi perlawanan Palestina itu telah menargetkan 60 kendaraan lapis baja pendudukan Israel dalam 72 jam terakhir.

Laporan mereka menambahkan bahwa beberapa tentara Israel tewas dalam konfrontasi.

"Pada saat yang sama, perekonomian Israel menderita kerugian yang signifikan, diperkirakan mencapai 260 juta dolar AS (sekitar Rp 4 Triliun) setiap hari," tulis ekonom Galit Altstein di Bloomberg News.

Pasukan Israel telah mengeluarkan banyak uang untuk segala hal, mulai dari senjata hingga membayar ratusan ribu tentara cadangan yang mereka panggil.

Selain itu, menurunnya pengeluaran rumah tangga dan pariwisata juga berkontribusi terhadap penurunan pendapatan fiskal nasional Israel.

(oln/almydn/blmbrg/Ynt/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas