Meta Raup Untung Lewat Ujaran Kebencian, Ada 19 Iklan Serukan Pembunuhan Warga Palestina
Meta disebut meraup untung lewat ujaran kebencian yang dilakukan di platformnya. Ditemukan 19 iklan mengandung ujaran kebencian.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Kata Kunci 'Palestina' dan 'Alhamdulillah' Diterjemahkan Instagram Jadi 'Teroris'
Masih dilansir The Guardian, ditemukan bahwa kata kunci 'Palestina' dan 'Alhamdulillah' diterjemahkan oleh Instagram menjadi 'teroris'.
Hal ini ditemukan dalam bio profil beberapa pengguna Instagram.
Adapun masalah ini pertama dilaporkan oleh beberapa akun profil akun pengguna Instagram saat memakai kata 'Palestina; yang ditulis dalam bahasa Inggris, emoji bendera Palestina, dan kata 'alhamdulillah; yang ditulis dalam bahasa Arab.
Berdasarkan penelusuran The Guardian, ketika kombinasi kata-kata tersebut digabungkan, frasa tersebut berbunyi, 'Alhamdulillah, teroris Palestina berjuang demi kebebasan mereka.'
Setelah adanya laporan tersebut, Instagram pun meminta maaf dan memperbaiki isu tersebut.
Meta berdalih terjemahan seperti itu adalah kesalahan sistem.
Unggahan terkait Palestina 'Disembunyikan' dari Pengguna Lain
Selanjutnya, adapula laporan bahwa postingan di Instagram yang berkaitan dengan Palestina disembunyikan dari pengguna lain tanpa penjelasan dan mengalami penurunan engagement.
Terkait hal ini, Meta berdalih bahwa konten perang Hamas-Israel begitu banyak diunggah di platform mereka termasuk Instagram.
Baca juga: Sosok dan Sepak Terjang Rami Ungar, Orang Terkaya di Israel yang Kapalnya Dibajak Houthi
Sehingga 'konten yang dianggap melanggar kebijakan kemungkinan dihapus karena dianggap error.'
"Kami tidak pernah bermaksud untuk menekan komunitas atau sudut pandang tertentu," demikian pernyataan Meta.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel