Hari Ini Israel Umumkan Kekalahan Terburuk dalam Pertempuran Sejak Oktober, Hamas Kian Percaya Diri
Dalam 3 jam, 10 tentara Israel terbunuh dalam pertempuran di distrik Shejaiya, bagian utara Kota Gaza. Tak ada korban dari pihak Hamas.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Sepuluh tentara Israel tewas dalam 3 jam di distrik Shejaiya, bagian utara Kota Gaza, Rabu (13/12/2023). Dua di antaranya komandan pasukan, masing-masing berpangkat kolonel dan letnan kolonel.
Catatan tersebut dilaporkan Reuters, menjadi kekalahan terburuk Israel dalam pertempuran darat di Gaza sejak 15 Oktober silam.
Mereka tewas dalam serangan mengejutkan yang dilancarkan Hamas di antara reruntuhan dan puing bangunan.
Semua bermula saat empat tentara Israel melakukan pemeriksaan areal untuk memastikan situasi benar-benar aman.
Tiba-tiba dari dua arah berbeda mereka ditembaki dan dilempari bom rakitan.
Menyadari hal tersebut, beberapa komandan IDF, termasuk Letkol Tomer Grinberg, komandan Batalyon 13 Brigade Golani, langsung bertindak menyelamatkan keempat tentara tersebut.
Pasukan Tomer ngotot melakukan penyelamatan agar Hamas tidak menyeret empat tentara tersebut sebagai sandera atau menyita mayat mereka untuk negosiasi pertukaran tawanan.
Pasukan yang dipimpinnya mendekati lokasi dari tiga arah berbeda. Pengepungan dilakukan.
Namun, Hamas sepertinya memiliki video pengawas hingga mengetahui pergerakan tentara Israel dan dengan mudah melakukan serangan tak terduga.
Ada kemungkinan Hamas sengaja menyergap kelompok kecil tentara Israel untuk menyeret perhatian kelompok tentara Israel yang lebih besar dan menghabisi mereka.
Pertempuran sengit berlangsung sekira dua hingga tiga jam. Pasukan Israel dalam kelompok besar berhasil mengamankan empat tentara dalam kondisi tewas.
Namun, pertempuran itu juga harus dibayar mahal dengan terbunuhnya Kolonel Grinberg beserta lima tentara lainnya.
Total 10 tentara Israel tewas dan enam orang lainnya mengalami luka.
Sementara dari pihak Hamas berhasil melarikan diri meski Israel saat itu didukung senjata berat.
Hamas, seperti dikutip Reuters, mengatakan insiden tersebut menunjukkan bahwa pasukan Israel tidak akan pernah bisa menaklukkan Gaza.
"Semakin lama Anda tinggal di sana, semakin besar pula Anda mengalami kerugian dan kematian. Anda akan keluar dari sana membawa kekecewaan, Insya Allah."
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan pimpinan IDF belakangan menggembar-gemborkan awal kehancuran Hamas dengan banyak militannya yang tewas dan menyerahkan diri.
Namun, peristiwa terbunuhnya 10 tentara Israel menandakan bahwa Israel masih jauh dari tujuannya melenyapkan Hamas.
Operasi militer Israel melawan Hamas di Jalur Gaza terus berjalan dalam ketidakjelasan mengenai seberapa besar kemajuan yang telah dicapai Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam upaya melucuti Hamas hingga ke akar.
Yang jelas, Israel membuat Gaza jadi ladang pembantaian rakyat sipil Palestina.
Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Jalur Gaza, lebih dari 18 ribu warga Palestina telah terbunuh akibat pembalasan Israel terhadap Hamas, dan 50 ribu lainnya terluka.
Diketahui, serangan Israel ke Gaza dipicu serangan mendadak yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober.
Menurut para pejabat Israel, sekitar 1.200 warga Israel tewas dalam serangan tersebut dan 251 orang diculik oleh Hamas pada hari itu.
Sejauh ini, 114 sandera, beberapa di antaranya warga negara asing, telah dibebaskan. Sisanya masih berada di Gaza, dan pemerintah Israel berjanji akan menjamin pembebasan mereka.