Iran Ancam Tutup Selat Gibraltar Jika Israel Tak Berhenti Mengebom Gaza
Gaza sudah menjadi lautan darah. Lebih dari 20 ribu orang tewas dan 50 ribu lebih luka-luka.
Editor: Willem Jonata
Naqdi berbicara tentang 'lahirnya kekuatan perlawanan baru dan penutupan saluran air lainnya'.
“Kemarin, Teluk Persia dan Selat Hormuz menjadi mimpi buruk bagi mereka, dan hari ini mereka terjebak… di Laut Merah,” tambah Naqdi.
Ancaman Iran tak bisa dipandang sebelah mata. Di Laut Merah ada Houthi yang menjadi momok bagi kapal-kapal komersial yang melintasi wilayah tersebut.
Houthi diketahui sebagai proksi Iran.
Namun wakil Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri menolak klaim bahwa mereka terlibat dalam serangan Houthi.
“Perlawanan (Houthi) mempunyai alatnya sendiri. Mereka bertindak sesuai keputusan dan kemampuannya sendiri,” kata Bagheri kepada kantor berita Mehr.
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang berbasis di Yaman, telah menyerang beberapa kapal dagang yang berlayar melalui Laut Merah sebagai pembalasan terhadap serangan brutal Israel di Jalur Gaza.
Mereka mengganggu perdagangan global dan memaksa beberapa perusahaan pelayaran untuk beralih rute.
Gedung Putih mengatakan pada hari Jumat bahwa Iran 'sangat terlibat' dalam perencanaan serangan ini.