Di Tengah Perang Israel-Hamas, Betlehem Bak Kota Mati saat Perayaan Natal
Kota Betlehem yang biasanya meriah saat Natal, kini sepi karena perang antara Israel dan Hamas di Gaza.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
Namun, pengunjungnya sedikit.
“Kami tidak bisa membenarkan menanam pohon dan merayakannya seperti biasa, ketika sebagian orang di Gaza bahkan tidak punya rumah untuk ditinggali,” kata Ala'a Salameh, salah satu pemilik restoran keluarga Afteem.
Baca juga: Natal Umat Kristen Palestina dalam Suasana yang Tenang di Betlehem, Tempat Kelahiran Yesus Kristus
Salameh mengatakan, Malam Natal biasanya menjadi hari tersibuk dalam setahun.
“Biasanya tidak ada satu pun kursi kosong, kami penuh dari pagi hingga tengah malam,” kata Salameh.
Pada Minggu pagi, hanya satu meja yang terisi, oleh para jurnalis yang sedang istirahat dari hujan.
Di bawah spanduk bertuliskan “Lonceng Natal Bethlehem berbunyi untuk gencatan senjata di Gaza,” beberapa remaja menawarkan Santa tiup kecil, namun tidak ada yang membeli.
Alih-alih melakukan pawai tradisional melalui jalan-jalan Betlehem, para pramuka muda berdiri diam sambil mengibarkan bendera.
Sekelompok mahasiswa setempat mengibarkan bendera Palestina berukuran besar sambil berdiri dalam keheningan.
Seorang organis paduan suara Gereja Kelahiran, Shukry Mubarak, mengatakan kelompoknya mengubah banyak repertoar musik tradisional Natal dari lagu-lagu liburan yang menggembirakan menjadi himne yang lebih khidmat dengan kunci minor.
“Pesan kami setiap tahun pada Natal adalah pesan perdamaian dan cinta, tapi tahun ini pesan kesedihan, duka dan kemarahan di hadapan komunitas internasional atas apa yang terjadi dan terjadi di Jalur Gaza,” ujar Wali Kota Bethlehem, Hana Haniyeh, dalam pidatonya kepada orang banyak.
Dr. Joseph Mugasa, seorang dokter anak, adalah salah satu dari sedikit pengunjung internasional.
Dia mengatakan kelompok turnya yang terdiri dari 15 orang dari Tanzania “bertekad” untuk datang ke wilayah tersebut meskipun dalam situasi seperti ini.
Baca juga: Berkabung untuk Gaza, Warga Betlehem Pilih Rayakan Natal tanpa Gemerlap Lampu dan Pohon Hias
“Saya sudah beberapa kali ke sini, dan ini Natal yang cukup unik karena biasanya banyak orang dan banyak perayaan,” ujarnya.
“Tetapi, Anda tidak bisa merayakannya ketika orang-orang lain menderita, jadi kami turut berduka cita untuk mereka dan berdoa untuk perdamaian.”
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.