Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Iran dan Erdogan akan Bertemu di Turki untuk Bahas Gaza

Ebrahim Raisi akan bertemu Recep Tayyip Erdogan pada 4 Januari 2024 untuk membahas Gaza.

Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
zoom-in Presiden Iran dan Erdogan akan Bertemu di Turki untuk Bahas Gaza
AFP/BAY ISMOYO, Adem ALTAN
Presiden Iran Ebrahim Raisi (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan). Ebrahim Raisi akan bertemu Recep Tayyip Erdogan pada 4 Januari 2024 untuk membahas Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dijadwalkan mengunjungi Ibu Kota Turki, Ankara.

Dalam kunjungannya, Ebrahim Raisi akan bertemu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada 4 Januari 2024 mendatang.

Selain membahas hubungan bilateral, diskusi antara Ebrahim Raisi dan Recep Tayyip Erdogan diperkirakan akan berpusat pada situasi di Gaza dan Suriah.

Dilansir Al Jazeera, rencana kunjungan Ebrahim Raisi ke Ankara ditunda pada akhir November 2023 lalu.

Seorang pejabat Turki mengatakan, penundaan itu karena adanya benturan jadwal menteri luar negeri kedua kekuatan regional tersebut.

Saat itu, Menteri Luar Negeri Turki berada di New York City sebagai bagian dari 'kelompok kontak' negara-negara Muslim di Gaza.

Baca juga: Jenderal Razi Mousavi Dianggap Martir, Iran Potensial Kobarkan Perang Langsung Lawan Israel

Kunjungan Ebrahim Raisi yang tertunda itu sempat diumumkan oleh Erdogan, yang mengatakan kedua pemimpin akan fokus pada upaya tanggapan bersama terhadap perang Israel-Hamas.

Berita Rekomendasi

“Presiden Iran Ebrahim Raisi akan datang menemui kami pada tanggal 28 bulan ini,” ujar Erdogan kepada wartawan di pesawat saat kembali dari pertemuan puncak regional pada 11 November 2023 di Riyadh, dikutip dari The Times of Israel.

Turki, yang mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade, telah mengkritik keras Israel atas serangannya terhadap Gaza.

Turki menyerukan gencatan senjata segera, dan mengatakan para pemimpin Israel harus diadili di pengadilan internasional atas kejahatan perang.

Meskipun Turki telah meningkatkan retorikanya terhadap Israel sejak melancarkan serangan udara dan darat ke Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober, Turki juga mempertahankan hubungan komersial dengan Israel, yang memicu kritik dari beberapa partai oposisi dan Iran.

Baca juga: AS Lakukan Serangan Balasan ke Milisi pro-Iran di Irak

Gambar selebaran yang disediakan oleh Kepresidenan Iran pada 28 Oktober 2023, menunjukkan Presiden Iran Ebrahim Raisi saat wawancara dengan jaringan televisi berita milik negara Qatar Al-Jazeera di Teheran.
Gambar selebaran yang disediakan oleh Kepresidenan Iran pada 28 Oktober 2023, menunjukkan Presiden Iran Ebrahim Raisi saat wawancara dengan jaringan televisi berita milik negara Qatar Al-Jazeera di Teheran. (Selebaran / Kepresidenan Iran / AFP)

Diberitakan Al Arabiya, berbeda dengan sekutu Baratnya dan beberapa negara Arab, Turki yang menjadi anggota NATO, tidak menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.

Iran juga berdiri di depan dengan apa yang mereka sebut sebagai Poros Perlawanan, sebuah koalisi longgar yang mencakup Hamas serta kelompok-kelompok Muslim Syiah bersenjata di seluruh wilayah yang secara militer menghadapi Israel dan sekutu-sekutu Baratnya.

Kedua negara telah menyuarakan dukungan untuk Hamas dan memperingatkan konsekuensi yang lebih luas jika pertempuran di Gaza terus berlanjut.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas