Houthi Sudah Berhitung, AS Tak Punya Pilihan Bagus di Laut Merah: Kehilangan Muka atau Perang Meluas
AS kini berjalan di atas bara api. Jika mereka tidak berbuat apa-apa, jalur Laut Merah akan segera ditutup oleh Houthi Yaman
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Analisis: Di Laut Merah, AS tidak punya pilihan bagus melawan Houthi
Houthi Sudah Berhitung, AS Tak Punya Pilihan Bagus di Laut Merah: Kehilangan Muka atau Perang Meluas
TRIBUNNEWS.COM - Operation Prosperity Guardian (OPG), koalisi pimpinan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang bertujuan mengamankan jalur pelayaran internasional di Laut Merah, akan diaktifkan dalam beberapa hari.
Termasuk sekutu dari Eropa dan Timur Tengah, serta Kanada dan Australia, satuan tugas (Satgas) Maritim operasi tersebut telah ditolak oleh tiga negara penting NATO, Perancis, Italia dan Spanyol.
Apa sebenarnya tugas OPG?
Garis resmi tugasnya adalah, “untuk mengamankan jalur yang aman bagi kapal-kapal komersial (di Laut Merah)."
Baca juga: Hizbullah Luncurkan Gelombang 30 Rudal ke Kota Kiryat Shmona, Siap Serang Israel Habis-habisan
Zoran Kusovac, analis geopolitik dalam ulasan di Al Jazeera menyebut, batasan tugas terlalu samar-samar, cederung tidak jelas.
"Sehingga perwira angkatan laut mana pun (dari anggota koalisi OPG) merasa (tidak) nyaman untuk melakukan tugas tersebut. Para laksamana ingin para politisi memberi mereka tugas-tugas yang tepat dan mandat yang jelas yang diperlukan untuk mencapai hasil (target) yang diinginkan," tulisnya.
Siapa Target Houthi?
Mendefinisikan ancaman bagi kapal komersial yang melintasi Laut Merah tampaknya mudah, untuk saat ini.
"Ancaman dapat diartikan berupa berbagai jenis rudal antikapal dan drone yang membawa hulu ledak-peledak yang menargetkan kapal dagang dalam perjalanan menuju dan dari Terusan Suez," katanya.
Sejauh ini, semua ancaman itu ditembakkan dari Yaman, oleh kelompok Houthi yang juga dikenal sebagai Ansarallah yang kini menguasai sebagian besar wilayah negara itu, termasuk wilayah terpanjang di pantai Laut Merah sepanjang 450 km.
Semua rudal diluncurkan di permukaan, dengan hulu ledak yang dapat merusak namun sulit menenggelamkan kapal kargo besar.
Kelompok Houthi pada awalnya mengumumkan kalau mereka akan menargetkan kapal-kapal milik Israel, kemudian memperluas cakupannya hingga mencakup semua kapal yang menggunakan pelabuhan Israel, dan pada akhirnya mencakup kapal-kapal yang berdagang dengan Israel.
"Setelah beberapa serangan yang hubungan Israel tampak sangat jauh atau samar-samar, adalah bijaksana untuk berasumsi bahwa kapal mana pun dapat menjadi sasaran," kata Zoran Kusovac menyimpulkan kalau kapal mana pun saat ini bisa menjadi target Houthi di Laut Merah.