Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Houthi Sudah Berhitung, AS Tak Punya Pilihan Bagus di Laut Merah: Kehilangan Muka atau Perang Meluas

AS kini berjalan di atas bara api. Jika mereka tidak berbuat apa-apa, jalur Laut Merah akan segera ditutup oleh Houthi Yaman

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Houthi Sudah Berhitung, AS Tak Punya Pilihan Bagus di Laut Merah: Kehilangan Muka atau Perang Meluas
US NAVY / AFP
Penampakan kapal USS Laboon saat berlabuh di Yunani, 29 April 2015, kapal USS Laboon mengkonfirmasi pada Sabtu (23/12/2024) mereka menembak jatuh empat drone milik kelompok Houthi 

Analisis: Di Laut Merah, AS tidak punya pilihan bagus melawan Houthi

Houthi Sudah Berhitung, AS Tak Punya Pilihan Bagus di Laut Merah: Kehilangan Muka atau Perang Meluas

TRIBUNNEWS.COM - Operation Prosperity Guardian (OPG), koalisi pimpinan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang bertujuan mengamankan jalur pelayaran internasional di Laut Merah, akan diaktifkan dalam beberapa hari.

Termasuk sekutu dari Eropa dan Timur Tengah, serta Kanada dan Australia, satuan tugas (Satgas) Maritim operasi tersebut telah ditolak oleh tiga negara penting NATO, Perancis, Italia dan Spanyol.

Apa sebenarnya tugas OPG?

Garis resmi tugasnya adalah, “untuk mengamankan jalur yang aman bagi kapal-kapal komersial (di Laut Merah)."

Baca juga: Hizbullah Luncurkan Gelombang 30 Rudal ke Kota Kiryat Shmona, Siap Serang Israel Habis-habisan

Zoran Kusovac, analis geopolitik dalam ulasan di Al Jazeera menyebut, batasan tugas terlalu samar-samar, cederung tidak jelas.

BERITA REKOMENDASI

"Sehingga perwira angkatan laut mana pun (dari anggota koalisi OPG) merasa (tidak) nyaman untuk melakukan tugas tersebut. Para laksamana ingin para politisi memberi mereka tugas-tugas yang tepat dan mandat yang jelas yang diperlukan untuk mencapai hasil (target) yang diinginkan," tulisnya.

Siapa Target Houthi?

Mendefinisikan ancaman bagi kapal komersial yang melintasi Laut Merah tampaknya mudah, untuk saat ini.

"Ancaman dapat diartikan berupa berbagai jenis rudal antikapal dan drone yang membawa hulu ledak-peledak yang menargetkan kapal dagang dalam perjalanan menuju dan dari Terusan Suez," katanya.

Sejauh ini, semua ancaman itu ditembakkan dari Yaman, oleh kelompok Houthi yang juga dikenal sebagai Ansarallah yang kini menguasai sebagian besar wilayah negara itu, termasuk wilayah terpanjang di pantai Laut Merah sepanjang 450 km.

Semua rudal diluncurkan di permukaan, dengan hulu ledak yang dapat merusak namun sulit menenggelamkan kapal kargo besar.


Kelompok Houthi pada awalnya mengumumkan kalau mereka akan menargetkan kapal-kapal milik Israel, kemudian memperluas cakupannya hingga mencakup semua kapal yang menggunakan pelabuhan Israel, dan pada akhirnya mencakup kapal-kapal yang berdagang dengan Israel.

"Setelah beberapa serangan yang hubungan Israel tampak sangat jauh atau samar-samar, adalah bijaksana untuk berasumsi bahwa kapal mana pun dapat menjadi sasaran," kata  Zoran Kusovac menyimpulkan kalau kapal mana pun saat ini bisa menjadi target Houthi di Laut Merah.

Kapal kargo Galaxy Leader yang dibajak kelompok militan Houthi Yaman saat berlayar di Laut Merah menuju Israel, November 2023. Kapal kargo yang dioperasikan perusahan pelayaran NYK Line, Jepang, ini mengangkut mobil untuk dikirim ke Israel.
Kapal kargo Galaxy Leader yang dibajak kelompok militan Houthi Yaman saat berlayar di Laut Merah menuju Israel, November 2023. Kapal kargo yang dioperasikan perusahan pelayaran NYK Line, Jepang, ini mengangkut mobil untuk dikirim ke Israel. (dok. AFP)

Metode Pengamanan

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas