Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Mesir dan Raja Yordania Abdullah II Tolak Gagasan Israel Usir Warga Gaza dan Tepi Barat

Presiden Mesir dan Raja Yordania mengumumkan penolakan penuh terhadap semua upaya untuk menghilangkan masalah Palestina dan mengusir warga Palestina.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Presiden Mesir dan Raja Yordania Abdullah II Tolak Gagasan Israel Usir Warga Gaza dan Tepi Barat
Istana Kerajaan Yordania / AFP
Gambar selebaran yang dirilis oleh Istana Kerajaan Yordania menunjukkan Raja Yordania Abdullah II (kiri) dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi saat pertemuan di Kairo pada 27 Desember 2023. 

Katanya, Israel ingin menduduki Jalur Gaza dan membangun kembali blok pemukiman Yahudi, yang sempat dievakuasi pada tahun 2005 kemarin.

Inisiatif Israel selama puluhan tahun yang dikenal sebagai 'Rencana Transfer' – yang awalnya dirumuskan oleh milisi Zionis yang beroperasi di Palestina, dan kemudian didukung oleh pemerintah Israel pasca tahun 1948 – menyerukan pengusiran massal warga Palestina ke Gurun Sinai.

Baca juga: Kabinet Perang Israel dan Elit Militer Mulai Terpecah, Netanyahu Sampai Batalkan Pertemuan

Setelah pendudukan Israel di Tepi Barat pada tahun 1967, gagasan untuk mendorong warga Palestina menuju Yordania dimasukkan dalam 'Rencana Transfer'.

Israel memaksa banyak warga Palestina untuk bermigrasi ke Yordania selama bertahun-tahun, terutama setelah tahun 1967 dan seiring dengan pesatnya perluasan pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

'Rencana Transfer' tidak pernah dilaksanakan secara resmi.

Gagasan ini bahkan tercatat sebagai salah satu pelanggaran terhadap Resolusi PBB 194, yang dikeluarkan pada tahun 1948 dan yang melegitimasi hak kembali bagi pengungsi Palestina yang diusir dari rumah mereka.

Orang-orang berpegangan tangan saat memeriksa kerusakan pada bangunan yang hancur akibat pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 29 Desember 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Orang-orang berpegangan tangan saat memeriksa kerusakan pada bangunan yang hancur akibat pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 29 Desember 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (AFP)

Baca juga: Jawaban Netanyahu usai Erdogan Tuding PM Israel Mirip Hitler, Sebut Turki Genosida Suku Kurdi

Sejak dimulainya perang, bantuan yang mengalir ke Gaza jauh dari kata cukup untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang makin memprihatinkan.

BERITA REKOMENDASI

Di tengah meningkatnya kekhawatiran, Amerika Serikat (AS) telah memveto dua resolusi PBB yang mendesak gencatan senjata segera.

Sebuah resolusi disahkan pada tanggal 22 Desember, setelah tertunda selama berhari-hari dan dipermudah secara signifikan atas desakan Washington.

Resolusi tersebut tidak menyebutkan gencatan senjata.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas