5 Truk yang Membawa Obat-obatan Memasuki Jalur Gaza, Wajib Melewati Pemeriksaan Keamanan Israel
Lima truk berisi obat-obatan memasuki jalur Gaza setelah sebelumnya dilakukan inspeksi oleh Israel, media Israel melaporkan.
Penulis: Muhammad Barir
5 Truk yang Membawa Obat-obatan Memasuki Jalur Gaza, Wajib Melewati Pemeriksaan Keamanan Israel
TRIBUNNEWS.COM- Lima truk berisi obat-obatan memasuki jalur Gaza setelah sebelumnya dilakukan inspeksi oleh Israel, media Israel melaporkan.
Surat kabar Yedioth Ahronoth mencatat bahwa truk-truk tersebut memasuki wilayah kantong tersebut sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan kelompok Perlawanan Palestina, Hamas, yang dimediasi oleh Qatar.
Dikatakan bahwa tentara memeriksa truk-truk tersebut di Persimpangan Karm Abu Salem, kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke perbatasan Rafah dengan Mesir, dan dari sana ke Jalur Gaza.
Hingga pukul 18.30 GMT, belum ada komentar dari otoritas Israel atau Hamas mengenai laporan tersebut.
Perkembangan ini menyusul meningkatnya kontroversi di Israel setelah Hamas mengumumkan perjanjian dengan Tel Aviv untuk mengirimkan obat-obatan kepada para sandera Israel dengan imbalan membawa obat-obatan dalam jumlah yang sama kepada warga sipil Palestina di Gaza tetapi tanpa pemeriksaan oleh tentara.
Baca juga: Mediasi Qatar Berhasil Mencapai Kesepakatan untuk Membawa Bantuan dan Obat-obatan ke Gaza
Sebelumnya pada hari Rabu, Yedioth Ahronoth mengatakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menginstruksikan tentara untuk memeriksa truk yang membawa obat-obatan sebelum memasuki Gaza setelah ia menghadapi kritik karena sebelumnya menyetujui untuk mengizinkan obat-obatan masuk ke wilayah tersebut tanpa pemeriksaan oleh Israel.
Arahan Netanyahu muncul setelah perdebatan meletus di Israel menyusul pengumuman pemimpin Hamas, Moussa Abu Marzouk, pada X bahwa salah satu syarat perjanjian pengiriman obat-obatan kepada tahanan Israel adalah untuk mencegah pemeriksaan pengiriman obat-obatan oleh tentara.
Qatar pada Selasa mengumumkan keberhasilan mediasinya, bekerja sama dengan Prancis, dalam mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Perjanjian tersebut mencakup masuknya obat-obatan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke warga sipil di Gaza, terutama di daerah yang paling terkena dampak dan rusak, dengan imbalan pengiriman obat-obatan yang dibutuhkan oleh para sandera Israel di Jalur Gaza.
Israel adalah negara pertama yang mengumumkan perjanjian tersebut, tanpa menyebutkan secara spesifik bahwa pengiriman tersebut juga mencakup obat-obatan untuk warga Palestina.
Israel mengklaim bahwa Hamas telah menahan 136 warga Israel di Gaza sejak 7 Oktober, sementara Hamas menuntut gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Israel dalam tahanannya.
Sejak 7 Oktober, tentara Israel telah melakukan perang dahsyat di Gaza, yang mengakibatkan 24.448 kematian dan 61.504 luka-luka pada hari Rabu.
Konflik tersebut telah menyebabkan lebih dari 85 persen penduduk di Jalur Gaza – sekitar 1,9 juta penduduk – mengungsi – menurut otoritas Palestina dan PBB.
Mediasi Qatar Berhasil Mencapai Kesepakatan Bawa Bantuan Obat-obatan ke Gaza
Mediasi Qatar berhasil mencapai kesepakatan untuk membawa bantuan dan obat-obatan ke Gaza.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan bahwa mediasi Qatar berhasil mencapai kesepakatan antara Gerakan Perlawanan Islam Hamas dan entitas Zionis, untuk membawa obat-obatan dan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Pusat Informasi Palestina mengutip Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan, mengatakan: Perjanjian tersebut mencakup masuknya obat-obatan dan bantuan kepada warga sipil di Gaza, sebagai imbalan atas pengiriman obat-obatan yang dibutuhkan oleh para tahanan Zionis.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Dr Majid Al-Ansari, menekankan kelanjutan upaya dengan mitra regional dan internasional pada fase berikutnya, terutama dalam aspek kemanusiaan dan evakuasi medis sebagai bagian dari upaya Qatar untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.
(Sumber: Middle East Monitor, Saba)