Sekjen PBB Antonio Guterres Desak Negara Barat Lanjutkan Pendanaan ke Badan Pengungsi Palestina
Israel menuduh beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel, sehingga menyebabkan negara donor utama menghentikan pendanaan.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, GENEVA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres telah meminta negara-negara Barat agar “menjamin kelangsungan” badan pengungsi Palestina (UNRWA).
Permintaan ini dia sampaikan setelah beberapa negara menghentikan pendanaan karena tuduhan keterlibatan staf dalam serangan kelompok militan Palestina Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
“Meskipun saya memahami kekhawatiran mereka, saya sendiri merasa prihatin dengan tuduhan ini. Saya sangat mengimbau kepada pemerintah yang telah menghentikan kontribusi mereka, setidaknya, menjamin kelangsungan operasi UNRWA,” ujar Guterres dalam sebuah pernyataan, Sabtu (27/1/2024).
Sebelumnya, Israel menuduh beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel, sehingga menyebabkan beberapa negara donor utama menghentikan pendanaan mereka.
UNRWA kemudian memecat beberapa staf atas tuduhan Israel, dan menjanjikan penyelidikan menyeluruh terhadap klaim tersebut, yang tidak disebutkan secara spesifik.
Sementara Israel berjanji untuk menghentikan pekerjaan badan tersebut di Gaza setelah perang.
Perselisihan antara Israel dan UNRWA terjadi setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan bahwa Israel harus mencegah kemungkinan tindakan genosida dalam konflik tersebut dan mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza.
“Tindakan menjijikkan yang dilakukan para anggota staf ini harus mempunyai konsekuensi,” kata Guterres.
Baca juga: Brasil: Israel Harus Patuhi Putusan Mahkamah Internasional, Hentikan Genosida di Gaza
“Tetapi puluhan ribu pria dan wanita yang bekerja untuk UNRWA, banyak di antara mereka yang berada dalam situasi paling berbahaya bagi pekerja kemanusiaan, tidak boleh dihukum,” tambahnya.
Guterres membenarkan bahwa 12 pegawai UNRWA yang disebutkan dalam tuduhan tersebut sedang dalam proses penyelidikan oleh PBB.
Baca juga: AS dan Qatar Sepakati Upaya Pembebasan Sandera Israel dari Tangan Hamas
“Sembilan orang telah dipecat, satu orang tewas, dan identitas dua orang lainnya sedang diklarifikasi,” kata Guterres.
Hamas mengecam sikap Israel terhadap UNRWA, sembari mendesak PBB dan organisasi internasional lainnya untuk tidak “menyerah pada ancaman dan pemerasan”.