Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-715, Moskow Klaim Perekonomian Tubuh 3,6 Persen Berkat Belanja Militer
Badan Statistik Rusia mengklaim perekonomian tumbuh sebesar 3,6 persen pada tahun 2023 berkat peningkatan belanja militer akibat serangan di Ukraina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini rangkuman peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, yang telah memasuki hari ke-715 pada Kamis (8/2/2024).
Dikutip dari The Guardian, Badan Statistik Rusia mengklaim perekonomian tumbuh sebesar 3,6 persen pada tahun 2023 berkat peningkatan belanja militer akibat serangan di Ukraina.
Di satu sisi, badan tersebut mengakui Moskow juga menghadapi tantangan ekonomi jangka panjang.
Inflasi naik menjadi 7,4 persen pada tahun 2023, nilai tukar rubel anjlok, suku bunga berada di angka 16 persen, dan kekurangan pekerja meningkatkan biaya tenaga kerja.
Eksodus ratusan ribu orang Rusia yang terus berlanjut setelah invasi Ukraina yang mengakibatkan hilangnya personel yang memenuhi syarat di sektor-sektor penting.
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-715
- Partai Republik di Senat AS telah menolak rancangan undang-undang bipartisan untuk meningkatkan keamanan perbatasan AS-Meksiko.
Parlemen juga tidak menyetujui untuk mengucurkan dana buat menyokong pertahanan Ukraina. - Ukraina telah mendesak negara-negara Barat untuk mempercepat dan meningkatkan pengiriman peluru artileri setelah serangan rudal Rusia di Kyiv dan wilayah lain pada hari Rabu (7/2/2024).
Sedikitnya empat orang tewas di ibu kota dan lebih dari 40 orang terluka dalam serangan rudal Rusia di beberapa wilayah Ukraina.
Para pejabat mengatakan satu orang juga tewas di wilayah selatan Mykolaiv.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-714, AS-Moskow Cekcok di DK PBB soal Rudal Korut dan Kecelakaan Il-76
- Dalam insiden kebocoran dokumen, yang diperoleh peretas mengungkapkan bahwa Rusia membayar Iran sebesar $1,75 miliar dalam bentuk emas batangan dengan berat sekitar dua ton untuk ribuan drone Shahed.
Drone tersebut dilaporkan telah digunakan untuk menyerang Ukraina.
Berdasarkan jumlah pesanan dalam dokumen yang bocor, kesepakatan tersebut menghasilkan biaya $193,00 per unit untuk 6.000 drone.
Dan sisanya merupakan biaya lisensi bagi Rusia untuk membuat salinannya sendiri yang lebih murah.
Sebuah kelompok peretas yang menamakan dirinya 'Prana Network' mengatakan mereka mengambil file dari server pabrikan drone Iran, Sahara Thunder, Telegraph melaporkan. - Parlemen Ukraina pada awalnya mengesahkan RUU yang memperketat aturan mobilisasi tentara yang bertujuan memungkinkan pemerintah merekrut lebih banyak personel saat perang dengan Rusia mendekati tahun ketiga, kata anggota parlemen.
“Ini bukanlah keputusan akhir. Akan ada pembacaan kedua, dan perubahan akan dilakukan sebelum itu,” kata Oleksiy Honcharenko, salah satu anggota parlemen. - Sebuah bank internasional besar Tiongkok telah menghentikan beberapa kliennya dari Rusia.
Bank tersebut mengaku khawatir akan terkena sanksi terkait perang Ukraina, menurut harian bisnis Vedomosti di Moskow.
Bank Komersial Zhejiang Chouzhou adalah salah satu bank utama bagi eksportir Rusia.
Surat kabar itu mengatakan bank-bank lain telah memperketat pemeriksaan kebijakan, sehingga menghambat transfer mata uang masuk dan keluar Tiongkok untuk bisnis Rusia.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pemerintah sedang “berusaha” untuk mengatasi masalah ini dengan pemerintah Tiongkok. - Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina yang diduduki Rusia “relatif stabil”.
"Penembakan di dekat situs tersebut juga berkurang," kata Kepala Energi Nuklir PBB, Rafael Grossi.
Grossi mengunjungi pabrik tersebut pada hari Rabu (7/2/2024) kemarin dengan dikawal oleh tentara Rusia.
Ia mengaku telahmemeriksa sumur pasokan air yang harus dibor setelah “kejadian di bendungan Nova Kakhovka”.
Bendungan yang menyuplai air untuk menghentikan pencairan reaktor nuklir ini diledakkan pada 6 Juni 2023.
Parlemen Eropa pada 15 Juni 2023 mengutuk penghancuran bendungan tersebut sebagai kejahatan perang Rusia. - Sumber di pemerintahan Jerman mengatakan pihaknya sedang mengkaji kemungkinan nasionalisasi operasi perusahaan minyak Rusia Rosneft di Jerman.
Berlin mengambil alih wilayah tersebut setelah invasi Moskow ke Ukraina.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)