IDF Pasang Target Lumpuhkan Kemampuan Militer Hizbullah, Apakah Lebanon Bakal Bernasib Seperti Gaza?
Serangan skala besar yang direncanakan Israel terhadap Hizbullah bertujuan agar ratusan ribu warga Yahudi di wilayah Utara kembali ke rumah mereka.
Editor: Willem Jonata
TRIUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merencanakan serangan besar-besaran untuk menyakiti Hizbullah dan melumpuhkan kemampuan tempur mereka.
Target tersebut telah ditetapkan agar warga di wilayah utara Israel dapat kembali ke rumah dan hidup normal.
Hampir seperempat juta orang Yahudi mengungsi sejak Hizbullah melancarkan serangan ke wilayah utara Israel sebagai hukuman atas apa yang terjadi di Gaza saat ini.
“Yang menjadi gol kami adalah mengubah situasi keamanan di wilayah utara agar warga dapat kembali ke rumah mereka dengan aman,” Kata Panglima Komand Utara IDF Mayjen Ori Gordin seperti dikutip Jerusalem Post.
IDF nampaknya tidak hanya melancarkan serangan untuk bertahan, melainkan menyerang untuk melumpuhkan kemampuan tempur Hizbullah.
Baca juga: Israel Bom Kota Nabatieh, Hizbullah Balas Pakai Rudal Falaq Hajar Lagi Pangkalan Udara Meron
“Kami bertekad mengubah realitas keamanan dan terus bersiap untuk perluasan perang dan melakukan serangan. Misi kami menyakiti Hizbullah dan meniadakan kemampuannya," lanjut dia.
Ucapan Gordin bisa jadi isyarat bahwa bakal ada serangan dalam skala besar ke Lebanon.
Karenanya, tak menutup kemungkinan Lebanon menjadi Gaza kedua.
Apalagi Hizbullah hingga saat ini tetap konsisten melancarkan serangan ke wilayah utara Israel. Bahkan belum ada tanda-tanda mereka akan berhenti.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu pernah melontarkan ancaman terhadap Hizbullan apabila terus mengganggu keamanan wilayah utara negaranya.
"Jika Hizbullah memutuskan untuk melancarkan perang habis-habisan, maka dengan tangannya sendiri mereka akan mengubah Beirut dan Lebanon selatan menjadi Gaza dan Khan Yunis,” ujar Netanyahu seperti dikutip Tass, kantor berita Rusia.
Kekuatan militer Hizbullah
Pascaperang saudara di Lebanon, Hizbullah tetap mempertahankan senjatanya untuk melawan pasukan Israel yang menduduki wilayah selatan negara yang mayoritas penduduknya Syiah.
Perang gerilya selama bertahun-tahun menyebabkan Israel menarik diri pada tahun 2000.