Semua Pelabuhan Israel Remuk, Yordania: Tak Ada Jembatan Darat dari Negara Kami ke Tel Aviv
Klaim Israel kalau sudah dibangun jembatan darat dari UEA lewat Yordania sebagai alternatif jalur Laut Merah yang diblokade Houthi, dibantah Amman.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Kondisi keamanan telah menyebabkan perusahaan asuransi mengenakan lebih banyak bea masuk untuk peti kemas, dan saat ini biaya asuransi telah mencapai lebih dari 65 persen nilai kapal, sedangkan biaya perjalanan waktu dan waktu kedatangan barang telah meningkat beberapa kali lipat dan risiko serangan juga harus diperhitungkan selama perjalanan ini," tegasnya.
Baca juga: Houthi Makin Ganas, Untuk Pertama Kalinya Tenggelamkan Kapal Inggris di Laut Merah
Ingatkan Eropa Jangan Main Api di Laut Merah
Pasukan Yaman telah berjanji untuk terus menyerang kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan Israel di Laut Merah sampai Israel menghentikan serangannya di Gaza.
Penyerangan kapal Amerika dan Israel terjadi pada saat Mohammad Abd al-Salam, juru bicara tim perunding pemerintah nasional Yaman menekankan kalau pelayaran internasional di Laut Merah dan Bab Al-Mandab aman.
Dia meminta negara-negara Eropa tidak mengikuti propaganda Amerika untuk memberikan tekanan terhadap Israel untuk menghentikan agresi militer di Gaza.
Abdus Salam juga menambahkan, “Jika bukan karena dukungan Amerika, Inggris dan beberapa negara Eropa, rezim Zionis tidak dapat melanjutkan kejahatannya terhadap bangsa Palestina,”.
Mohammed Ali al-Houthi, anggota senior Dewan Politik Tertinggi Yaman memperingatkan Uni Eropa agar tidak “mendukung kejahatan Amerika untuk melindungi [Israel]” setelah peluncuran resmi misi angkatan laut Aspides di Laut Merah.
“Bagi orang Eropa, jangan bermain api. Ambil pelajaran dari Inggris,” kata , melalui media sosial pada 20 Februari.
“Anda tidak memerlukan dukungan setan Amerika dalam melindungi entitas pendudukan sehingga dapat memusnahkan rakyat Gaza tanpa gangguan,” tambah Houthi, menekankan bahwa “navigasi internasional aman.”
Pesannya menyusul pengumuman Brussel tentang peluncuran resmi operasi angkatan laut UE dengan nama sandi Aspides – bahasa Yunani yang berarti perisai.
“Saya menyambut baik keputusan hari ini… Eropa akan menjamin kebebasan navigasi di Laut Merah, bekerja sama dengan mitra internasional kami. Selain respons terhadap krisis, ini merupakan langkah menuju kehadiran Eropa yang lebih kuat di laut untuk melindungi kepentingan Eropa,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen melalui media sosial.
Prancis, Jerman, Italia, dan Belgia mengatakan mereka akan menyumbangkan kapal ke misi UE untuk mendukung Israel.
Diplomat utama UE, Josep Borrell, menggambarkan misi tersebut sebagai “tindakan berani untuk melindungi kepentingan komersial dan keamanan UE dan komunitas internasional.”
Dengan mandat yang awalnya ditetapkan selama satu tahun, Aspides akan mengerahkan kapal perang UE dan sistem peringatan dini lintas udara ke Laut Merah, Teluk Aden, dan perairan sekitarnya. Menurut para pejabat di Brussel, misi tersebut hanya bersifat defensif, dan pasukannya tidak akan mengambil bagian dalam serangan pimpinan AS terhadap Yaman.
(oln/jn/almydn/*)