Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Netanyahu Tumbalkan Sohibnya Sendiri, Abu Obeida: 7 Tawanan Israel Tewas Kena Bom IDF

IDF membunuhi sendiri sandera Israel di tangan Brigade Al Qassamsebagai upaya menurunkan tuntutan Hamas. Rasio pertukaran tetap sama, hidup atau mati

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Netanyahu Tumbalkan Sohibnya Sendiri, Abu Obeida: 7 Tawanan Israel Tewas Kena Bom IDF
tangkap layar
Juru bicara Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Palestian di Gaza, Hamas, Abu Obeida. 

Netanyahu Tumbalkan Sohibnya Sendiri, Abu Obeida: 7 Tawanan Israel Tewas Kena Bom IDF

TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Brigade al-Qassam Hamas, Abu Obeida menyatakan, bombardemen Tentara Israel (IDF) kembali menewaskan sandera Israel yang berada di tangan milisi perlawanan Palestina.

Dalam pengumuman yang diunggah di media sosial, Abu Obeida menyebut, serangan udara terbaru tentara Israel menewaskan total tujuh tawanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza.

Baca juga: Hamas, Fatah. PIJ, PFLP, dan Faksi Lain Mau Satukan Kekuatan Bentuk Angkatan Bersenjata Palestina

Dalam pernyataannya, Abu Obeida mengatakan kalau serangan udara IDF membuat komunikasi dengan para anggota Brigade al-Qassam Hamas yang bertugas menjaga sandera Israel, terganggu.

“Kami sebelumnya mengumumkan gangguan komunikasi kami dengan pejuang kami yang menjaga sekelompok tahanan musuh di (Jalur Gaza). Kami [mencurigai] bahwa beberapa tahanan tewas akibat serangan udara Zionis,” tegas Abu Odeida, Jumat (1/3/2024).

Selain menewaskan sandera Israel sendiri, serangan udara IDF diakui juga menewaskan sejumlah anggota Brigade al-Qassam.

“Setelah pemeriksaan menyeluruh dalam beberapa pekan terakhir, kami mengkonfirmasi matinya beberapa pejuang kami dan kematian tujuh tahanan musuh di sektor ini akibat serangan udara Zionis,” kata juru bicara tersebut.

Berita Rekomendasi

Dia lalu merilis nama tiga tawanan Israel yang dibunuh oleh militernya sendiri, termasuk tiga tawanan lanjut usia yang sudah disebutkan dalam pengumuman sebelumnya pada 23 Desember 2023 silam.

Ketiganya diidentifikasi sebagai Chaim Ben Nechama (Peri), 79, Yoram Ben Miriam (Metzger), 80, dan Amiram Ben Sara (Cooper), 84.

Abu Obeida menambahkan, kelompok perlawanan Palestina tersebut akan mengungkapkan nama empat tawanan Israel lain yang tewas setelah Brigade al-Qassam mengkonfirmasi identitas mereka.

Baca juga: Menyerang dari Lebanon, Brigade Al Qassam Luncurkan Gelombang 40 Roket Grad: Kiryat Shmona Meledak!

Lebih dari 70 Sandera Israel Sudah Tewas, Hamas Minta Pertukaran Sandera Tetap Sesuai Rasio: Hidup atau Mati

Lebih lanjut, Abu Obeida mengungkapkan kalau jumlah “tahanan musuh” yang dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel “mungkin telah melebihi tujuh puluh.”

“Sepanjang waktu ini, kami telah berusaha untuk menyelamatkan nyawa para tahanan. Namun, jelas bahwa petinggi musuh sengaja bermaksud untuk menghilangkan masalah ini dengan membunuh para tawanannya (warga Israel) sendiri,” kata dia

Namun, juru bicara militer menegaskan kalau pihak milisi Perlawanan hanya akan menukar jumlah tahanan Palestina yang sama dengan jumlah tawanan Israel yang sama, baik hidup maupun mati.

Artinya, para sandera Israel yang sudah tewas, tetap dihitung sebagai bagian dari pertukaran tahanan dalam negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung. 

Netanyahu Tumbalkan Sohibnya Sendiri

Segera setelah pernyataan Abu Obeida, Media Militer Brigade al-Qassam merilis rekaman ketiga tawanan tersebut, menampilkan tiga frasa yang ditulis dalam bahasa Arab, Inggris, dan Ibrani.

Ungkapan tersebut menyatakan, "Kami mencoba untuk menjaga mereka tetap hidup, tetapi Netanyahu bersikeras untuk membunuh mereka. Ketujuh orang tersebut dibunuh oleh senjata IDF."

Poster Brigade al-Qassam yang diterbitkan Sabtu (2/3/2024) menunjukkan gambar ilustrasi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencoret gambar "temannya" Yoram Itak Metzger dengan spidol merah.

“Netanyahu meninggalkan teman-temannya untuk menghadapi nasib mereka sendirian tanpa menyelamatkan mereka,” tulis poster tersebut.

Ilustrasi: Pelepasan sandera Hamas
Ilustrasi: Pelepasan sandera Hamas (Times Of Israel)

Bunuh Sandera Sendiri, Trik Negosiasi Gencatan Senjata

Terlepas dari kenyataan bahwa Perlawanan Palestina telah melakukan persiapan ekstensif untuk menjamin keselamatan para tawanan yang ada di tangan mereka, komando politik dan militer Israel dilaporkan telah melakukan upaya terkonsentrasi untuk menghilangkan tahanan yang belum dapat diambil kembali.

"Beberapa orang percaya meyakini hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Israel untuk menurunkan 'harga yang harus mereka bayar' dalam kesepakatan pertukaran tahanan, yang diperkirakan akan terjadi melalui perundingan yang dimediasi," tulis laporan Al-Mayadeen.

Kerangka Kesepakatan

Menurut seorang pejabat senior dari Mesir selaku mediator, gencatan senjata akan berlaku selama enam minggu, jika negosiasi menemui kata sepakat.

Hamas akan menyetujui membebaskan hingga 40 sandera, yang sebagian besar perempuan sipil, setidaknya dua anak-anak, dan tawanan lanjut usia dan yang sakit.

Israel akan membebaskan sedikitnya 300 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, kata pejabat itu.

Gambar yang diambil dari video selebaran yang dirilis oleh Kantor Media Hamas menunjukkan seorang anggota Brigade Al-Qassam membawa sandera ke mobil Komite Palang Merah Internasional di Gaza pada 24 November 2023.
Gambar yang diambil dari video selebaran yang dirilis oleh Kantor Media Hamas menunjukkan seorang anggota Brigade Al-Qassam membawa sandera ke mobil Komite Palang Merah Internasional di Gaza pada 24 November 2023. (HAMAS MEDIA OFFICE / AFP)

Israel juga akan mengizinkan warga Palestina yang terlantar untuk kembali ke wilayah tertentu di Gaza utara, yang merupakan target pertama serangan darat Israel dan telah mengalami kehancuran yang luas, menurut pejabat dari Mesir, yang memediasi kesepakatan tersebut bersama dengan AS dan Qatar.

Pejabat Mesir mengatakan pengiriman bantuan akan ditingkatkan selama gencatan senjata.

300 hingga 500 truk memasuki wilayah yang terkepung itu setiap hari.

Jumlah itu jauh lebih banyak daripada jumlah rata-rata harian truk yang masuk sejak dimulainya perang.

Pengiriman ke daerah-daerah di Gaza akan difasilitasi dan dikawal oleh Israel.

Ketidaksepahaman

Meskipun Joe Biden optimis gencatan senjata kali ini akan berjalan sesuai rencana, baik pejabat Israel dan Hamas masih pesimis dengan prosesnya.

Israel dan Hamas memiliki perbedaan pendapat yang jauh dalam hal kesepakatan.

Israel ingin semua tentara wanita diikutsertakan dalam tahap pertama pembebasan sandera, menurut seorang pejabat Israel yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.

Hamas memandang semua tentara sebagai alat tawar-menawar yang lebih penting dan kemungkinan besar akan menolak permintaan ini.

Pejabat Mesir mengatakan kedua pihak juga sedang mendiskusikan berapa banyak warga Palestina yang akan diizinkan kembali ke Gaza utara dan apakah akan membatasi kepulangan mereka hanya untuk perempuan dan laki-laki yang berusia di atas 50 tahun.

Pembicaraan juga menentukan wilayah mana di Gaza yang akan menjadi tempat Israel menarik pasukannya, kata pejabat Mesir tersebut.

Ia menambahkan bahwa Israel ingin Hamas menahan diri untuk tidak menggunakan wilayah yang ditinggalkannya sebagai tempat melancarkan serangan.

Mereka juga ingin Hamas berhenti menembakkan roket ke Israel selatan.

Hamas sejauh ini menolak kedua tuntutan tersebut, kata pejabat itu.

Sementara itu, Israel mengancam akan melakukan serangan di Rafah, kota di bagian selatan Jalur Gaza, setelah perjanjian ini berakhir.

Lebih dari separuh penduduk Gaza telah mengungsi ke kota di dekat perbatasan Mesir tersebut.

Israel ingin menghancurkan apa yang dikatakannya sebagai batalion Hamas yang tersisa di sana.

Apa yang masih harus dinegosiasikan?

Selama gencatan senjata sementara ini, kedua belah pihak akan bernegosiasi untuk memperpanjang perjanjian yang menurut pejabat Mesir akan mencakup pembebasan semua tentara wanita dengan imbalan lebih banyak warga Palestina yang dipenjara, termasuk mereka yang menjalani hukuman panjang karena serangan mematikan.

Setelah tentara perempuan, Israel akan berusaha membebaskan tentara laki-laki yang kemungkinan besar akan dibayar mahal oleh Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk tidak menyetujui kesepakatan itu dengan cara apa pun.

Namun keluarga para sandera kemungkinan besar akan meningkatkan tekanannya jika yang lain dibebaskan.

AS berharap perjanjian baru ini akan menjadi landasan untuk menerapkan visinya mengenai Gaza pascaperang yang pada akhirnya akan mengarah pada pembentukan negara Palestina.

AS ingin Gaza diperintah oleh Otoritas Palestina yang telah diubah, yang mengelola sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel.

Tetapi, Israel ingin mempertahankan kendali keamanan secara keseluruhan di Jalur Gaza dan menolak negara-negara besar memaksakan pembentukan negara di wilayah tersebut.

(oln/almydn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas