Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sempat Diancam Israel, Hizbullah Hanya Mau Setop Bentrokan jika IDF Mundur dari Jalur Gaza

Hizbullah hanya akan setop bentrokan jika IDF mundur dari Jalur Gaza. Sebelumnya, Israel mengancam perang akan meluas di Lebanon.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Sempat Diancam Israel, Hizbullah Hanya Mau Setop Bentrokan jika IDF Mundur dari Jalur Gaza
AFP/ANWAR AMRO
Pejuang Hizbullah Lebanon berdiri di atas truk militer yang dilengkapi dengan peluncur roket ganda di desa Aaramta, Lebanon Selatan. --- Hizbullah hanya mau setop serangan jika ada gencatan senjata dan Israel mundur dari Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naeem Qassem, menegaskan pejuangnya akan menghentikan konfrontasi terhadap Israel di Lebanon selatan jika ada gencatan senjata di Jalur Gaza.

“Ketika gencatan senjata dimulai di Gaza, gencatan senjata juga akan dimulai di Lebanon, dan Hockstein dapat mengatakan apa yang dia inginkan dan kami akan mengatakan apa yang kami inginkan,” katanya, Selasa (5/3/2024).

Ia mengancam Israel bahwa jika mereka melakukan kebodohan dengan mendeklarasikan perang terhadap Lebanon, Israel akan menderita lebih banyak kekalahan besar.

“Mereka mengancam kami dengan agresi, dan kami mengancam mereka dengan ketabahan, perlawanan, dan konfrontasi. Mereka menghadapi pahlawan pemberani yang telah mereka rasakan dari kami sebelumnya," katanya.

Naeem Qassem membandingkan apa yang terjadi setelah perang Hizbullah-Israel pada tahun 2006 dengan apa yang mungkin terjadi jika hal itu terjadi lagi.

"Kami memberi tahu mereka jika Anda melakukan kebodohan… Saya membayangkan bahwa ini akan menjadi versi perbaikan dari bulan Juli 2006, sebuah tambahan kekalahan telak bagi Israel, dan tambahan kemenangan gemilang bagi Hizbullah, Lebanon, dan seluruh poros perlawanan," lanjutnya, dikutip dari Safahahh.

Israel Ancam Hizbullah

Naeem Qassem mengatakan, Israel sebelumnya mengirim delegasi melalui AS untuk berbicara dengan utusan Hizbullah.

Berita Rekomendasi

Alih-alih berunding dan mencari solusi untuk menghentikan agresinya di Jalur Gaza, Israel justru mengancam akan melanjutkan agresinya melawan Hizbullah di Lebanon selatan.

"Ketika para utusan datang ke Lebanon, mereka berdiskusi dengan kami tentang intimidasi agresi Israel!" kata Naeem Qassem, membahas ancaman dari delegasi Israel.

"Tidak ada yang berdiskusi dengan kami bagaimana agresi dapat dihentikan, namun mereka malah memberi tahu kami bahwa agresi terhadap Gaza akan terus berlanjut dan kami menyarankan Anda jangan lanjutkan di Lebanon, karena Israel mungkin akan memperluas agresinya. Siapa yang kamu ancam? Siapa yang kamu takuti?!” lanjutnya.

Baca juga: 3 Nakes Lebanon Tewas dalam Serangan Israel, Hizbullah Balas Luncurkan Roket ke Galilea

Selama kunjungannya ke Beirut, utusan AS untuk Lebanon, Amos Hockstein, menyampaikan pesan ancaman kepada para pejabat Lebanon bahwa gencatan senjata di Gaza tidak serta merta meluas ke Lebanon.

Ia menekankan eskalasi adalah masalah yang berbahaya dan tidak akan terjadi lagi, seperti diberitakan Arabic Trend.

Pejabat Hizbullah itu juga mengusulkan untuk mengubah formula keamanan di perbatasan Lebanon-Israel.

Sebelumnya, pejuang Hizbullah di Lebanon selatan mencatat upaya dua kelompok tentara Israel yang menyusup ke Lebanon untuk menguji pertahanan Hizbullah pada 2-3 Maret 2024 malam.

Pejuang Hizbullah menghadapi mereka di tengah kelanjutan baku tembak antara tentara Israel dan Hizbullah.

Hamas Palestina vs Israel

Pada Minggu (8/10/2023), Hizbullah menyatakan solidaritasnya untuk Palestina yang menghadapi agresi Israel, dengan menyerang posisi Israel utara melalui basis Hizbullah di perbatasan Lebanon selatan.

Segera setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.

Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 30.631 jiwa dan 72.043 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (5/3/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Xinhua News.

Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas