Pertempuran Masuki Fase Baru, Hizbullah Balas Israel dengan Roket, Desak Zionis Akhiri Perang Gaza
Saat ini, Hizbullah sudah berada dalam fase baru dalam pertempurannya melawan Israel.
Penulis: Nuryanti
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Kepala Hizbullah, Naim Kassem, mengatakan kelompok Lebanon tersebut berada dalam “fase baru” pertempurannya melawan Israel.
Pernyataan terbaru Naim Kassem dipandang sebagai respons Hizbullah terhadap tekanan Israel untuk memaksa kelompok tersebut menghentikan permusuhan di Lebanon selatan.
"Kita telah memasuki fase baru, yaitu perhitungan terbuka," katanya, Minggu (22/9/2024), dilansir Arab News.
Naim Kassem menambahkan hanya gencatan senjata di Gaza yang akan menghentikan serangan lintas perbatasan.
Ia juga memperingatkan bahwa "solusi militer Israel meningkatkan dilema bagi Israel dan penduduk di wilayah utara" negara itu.
"Penduduk di utara tidak akan kembali, tetapi pengungsian akan meningkat, dukungan akan meluas, dan solusi Israel akan menambah kesulitan mereka," ungkap Kassem.
"Pergilah ke Gaza dan hentikan perang, dan kami tidak membutuhkan ancaman dan kami tidak akan menentukan bagaimana menanggapi agresi."
"Kami telah memasuki fase baru yang disebut pertempuran 'akun terbuka'," tegas Kassem.
Balas Israel dengan Luncurkan Roket
Pada Minggu dini hari waktu setempat, Hizbullah menembakkan lebih dari 100 roket ke Israel utara, dengan beberapa di antaranya mendarat di dekat Kota Haifa.
Sementara, Israel melancarkan ratusan serangan ke Lebanon.
Baca juga: Irak Luncurkan Serangan Terbesar ke Israel sejak 1991, Lancarkan 5 Operasi dalam Waktu 24 Jam
Seorang pemimpin Hizbullah menyatakan bahwa "pertempuran terbuka" sedang berlangsung karena kedua belah pihak tampaknya semakin dekat ke arah perang habis-habisan.
Serangan roket itu merupakan respons atas serangan Israel di Lebanon yang telah menewaskan puluhan orang, termasuk seorang komandan veteran Hizbullah.
Ini juga menjadi balasan atas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menargetkan perangkat komunikasi kelompok itu.
Sirene serangan udara di Israel utara membuat ratusan ribu orang berlarian ke tempat perlindungan.