Anak-anak Gaza Tetap Menghafal Al Quran di Tengah Perang Kejam Israel dan Kelaparan yang Menggila
Kecamuk perang kejam Israel rupanya tidak membuat anak-anak Gaza menghentikan aktivitas mereka dalam menghafal Al-Quran.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Anak-anak Gaza Tetap Menghafal Al Quran di Tengah Perang Kejam Israel dan Kelaparan yang Menggila
TRIBUNNEWS.COM - Situasi super-sulit dalam bertahan hidup di tengah kecamuk perang rupanya tidak membuat anak-anak Gaza menghentikan aktivitas mereka dalam menghafal Al-Quran.
Baru-baru ini, sebuah unggahan dari seorang wartawan Palestina, memperlihatkan kalau para anak di Gaza tetap melestarikan kegiatan hafalan Al-Quran di tengah kesulitan hidup saat perang.
Baca juga: Menlu Israel: AS Pada Dasarnya Mendukung Penyerbuan Rafah, Pengungsi Bakal Digiring ke Barat Gaza
"Wartawan Palestina dalam sebuah unggahan di media sosial Instagram, memuji upaya anak-anak Gaza, di Rafah, untuk melanjutkan aktivitas menghafal Al Quran, di tengah sulitnya kondisi akibat perang," tulis laporan PT dikutip Rabu (13/3/2024).
Laporan itu mengutip komentar sang wartawan Palestina, Rabie Abu Noqaira, Selasa (12/3/2024) yang mengatakan, "Setelah masjid-masjid mereka dibom penjajah, anak-anak pengungsi Palestina, melanjutkan aktivitas menghafal Al Quran, seiring tibanya bulan Ramadan, dengan usaha sendiri dipimpin seorang guru Al Quran yang mengungsi dari Khan Yunis, di tengah berlanjutnya agresi militer Israel, ke Jalur Gaza."
"Bersamaan dengan tibanya bulan suci Ramadan, di Palestina, para pengungsi di Jalur Gaza, menyambut gembira tibanya bulan Ramadan, dengan melantunkan ayat-ayat suci Al Quran," tulis laporan PT.
Antre demi Ubi Rebus dan Wortel untuk Menu Berbuka Puasa
Krisis pangan membuat dapur amal Palestina dan relawan di Gaza Utara harus memutar otak mengolah bahan pangan sisa menjadi hidangan sederhana untuk sahur maupun buka puasa warga Gaza, terutama anak-anak.
Dalam cuplikan video viral yang diunggah di sosial media tampak sebagian besar pengungsi di kamp Jabaliya Gaza Utara yang didominasi anak – anak tengah mengantre untuk mendapatkan kudapan sup dari olahan wortel dan ubi jalar untuk berbuka puasa.
Meski tak ada daging ataupun ayam, namun hidangan sup wortel ubi itu dianggap sebagai menu makanan spesial bagi pengungsi Gaza yang beberapa bulan terakhir kesulitan untuk mendapatkan bahan pangan akibat krisis.
Mengutip dari Associated Press krisis mulai melanda Gaza pasca Israel memblokade akses bantuan pangan di wilayah Rafah, dari ratusan truk bantuan kemanusiaan yang mengantri hanya 19 persen yang diperbolehkan masuk ke wilayah Gaza.
Hal tersebut juga diperparah dengan adanya penangguhan bantuan yang dilakukan Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) PBB ke pengungsi Palestina.
Serangkaian masalah ini yang membuat stok bahan pangan tak bisa masuk ke wilayah pengungsian Gaza, hingga ratusan anak mengalami stunting dan malnutrisi akut.
Sementara puluhan lainnya dinyatakan meninggal akibat kelaparan akut.
Warga Gaza di Pengungsian Hanya Makan Sehari Sekali
Salah satu pengungsi Gaza bernama Hanaa al-Masry menceritakan kondisi memprihatinkan yang harus dihadapi keluarganya saat hari pertama Ramadhan.