Giliran AS Obok-obok Pemerintahan Israel, Petinggi IDF Berontak Anggap Politisi Tel Aviv Tak Cakap
krisis politik di pemerintahan Israel semakin dalam di tengah munculnya gelombang kritik dan pemberontakan petinggi militer Israel (IDF).
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) mulai menunjukkan pengaruhnya dengan ikut campur memberikan tekanan terhadap pemerintahan Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu saat ini.
Penilaian yang dilakukan oleh komunitas intelijen AS mengungkapkan semakin kurangnya kepercayaan terhadap kepemimpinan Netanyahu di kalangan masyarakat Israel.
Assessment itu memperkirakan akan terjadi protes besar-besaran yang menuntut pengunduran Netanyahu dan menyarankan pembentukan pemerintahan yang lebih moderat.
Komunitas intelijen AS, yang terdiri dari 18 lembaga pemerintah federal AS, beroperasi secara independen untuk mendukung kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS.
Komunitas ini didirikan oleh mantan Presiden AS Ronald Reagan pada tanggal 4 Desember 1981.
Sebagai tanggapan, seorang pejabat Israel menyatakan kalau Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memutuskan untuk berkonfrontasi dengan Presiden AS Joe Biden, yang mengindikasikan memburuknya hubungan antara kedua belah pihak.
Channel 12 di Israel mengutip seorang pejabat senior Israel yang mengungkapkan kemarahan Netanyahu atas laporan intelijen AS, yang menunjukkan potensi hilangnya kekuasaan dirinya.
Pejabat Israel menambahkan, Netanyahu bermaksud untuk terlibat dalam konfrontasi yang kuat dengan Biden menyusul laporan CIA tersebut.
Peristiwa ini terjadi dilatarbelakangi oleh agresi Israel yang terus berlanjut terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan banyak korban jiwa, rusaknya infrastruktur, dan krisis kemanusiaan yang mengancam.
(oln/jo24/jn/*)