Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arab Saudi Meradang! Israel Curi 800 Hektare Tanah di Tepi Barat: Rusak Peluang Damai

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi meradang sesuai Israel menyita 800 hektare tanah di Tepi Barat yang diduduki.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Arab Saudi Meradang! Israel Curi 800 Hektare Tanah di Tepi Barat: Rusak Peluang Damai
Jaafar ASHTIYEH / AFP
Gambar ini menunjukkan pemandangan pemukiman Har Bracha di Tepi Barat dekat kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki pada 22 Januari 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Arab Saudi meradang sesuai Israel menyita 800 hektare tanah di Tepi Barat yang diduduki.

"Kerajaan Arab mengecam keras pengumuman pendudukan Israel," kata pernyataan Kementerian, dikutip dari Al Arabiya.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menekankan “tindakan tersebut melanggar hukum internasional dan resolusi yang relevan," Saudi Press Agency (SPA) melaporkan.

"Tindakan Israel merusak peluang perdamaian yang adil dan berkelanjutan, berdasarkan solusi dua negara," jelas pernyataan tersebut.

Arab Saudi juga meminta komunitas internasional untuk menghentikan pelanggaran sistematis yang dilakukan pemukim Israel dan meminta Tel Aviv mengembalikan tanah Palestina yang dicaplok.

Kurang lebih seminggu lalu, Israel mengumumkan menyita 800 hektare tanah di Tepi Barat yang diduduki.

Menteri Keuangan, Israel Bezalel Smotrich mengumumkan penyitaan tersebut pada hari Jumat (21/3/2024).

Berita Rekomendasi

"Sebanyak 800 hektare itu adalah tanah negara dan akan dibuka bagi pemukiman Yahudi," urainya, dikutip dari Al Mayadeen.

Diketahui, Israel punya rencana untuk membangun ribuan unit permukiman di tanah curian tersebut, termasuk kawasan industri, perdagangan, bahkan lapangan kerja.

Padahal, awal tahun ini saja, Israel telah mencaplok 2.640 dunam (tanah); terdiri dari 2.350 unit di Ma'ale Adumim; 300 di Keidar; dan 694 dalam Efrat, France24 melaporkan.

Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza dalam perang Arab-Israel tahun 1967.

Baca juga: Hari ke-173 Perang Israel-Hamas, Kamp Pengungsi Jabalia Lagi-lagi Diserang Zionis

Secara keseluruhan, wilayah-wilayah ini mewakili zona terbesar yang ditetapkan sebagai tanah negara Israel sejak Perjanjian Oslo pertama pada tahun 1993, menurut Peace Now.

Berdasarkan hukum internasional, keberadaan pemukiman di wilayah Palestina adalah ilegal.

Rangkuman peristiwa dalam perang Israel-Hamas:

  • Dalam perkembangan terpisah, yang dilaporkan Al Jazeera melalui Live Updatenya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa kelaparan dan penyakit “merusak” populasi di Gaza.

"Tindakan segera dan terpadu diperlukan saat ini," katanya dalam postingan di X.

Ia menjelaskan bahwa hal ini termasuk mempercepat pengiriman makanan dan obat-obatan serta melindungi fasilitas kesehatan.

  • Rekaman yang diperoleh Al Jazeera menunjukkan tentara Israel menembak mati dua pria Palestina.

Padahal, salah satu korban awalnya sudah melambaikan kain putih saat berjalan di sepanjang pantai menuju Gaza utara.

Keduanya kemudian dikuburkan oleh buldoser Israel.

  • Setidaknya 18 warga Palestina tewas saat mencoba mendapatkan bantuan yang dijatuhkan dari udara ke Gaza, dan enam jenazah lainnya ditemukan dari laut.
  • Setidaknya sembilan orang tewas dalam dua serangan Israel di Lebanon selatan, hari paling mematikan sejak meningkatnya permusuhan antara Hizbullah dan Israel pada 8 Oktober.
  • Israel telah meminta untuk menjadwalkan ulang pertemuan dengan para pejabat AS untuk membahas rencana militernya dalam melakukan invasi darat ke Rafah di Gaza selatan, hanya beberapa hari setelah Netanyahu tiba-tiba membatalkan perundingan tersebut.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas