Sniper Brigade Al-Qassam Robohkan Unit Elite Pasukan Khusus Shaldag Israel di Beit Hanoun Gaza Utara
Serangan Brigade Al-Qassam ini terjadi saat Tentara Israel melakukan pengadangan terhadap para pengungsi warga Palestina yang berusaha kembali
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Penembak Jitu Brigade Al-Qassam Robohkan Unit Pasukan Khusus Shaldag Israel
TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas Palestina, Selasa (16/4/2024) mengumumkan kalau para pejuangnya menembak seorang tentara Israel (IDF) di Beit Hanoun di Jalur Gaza utara.
Penembakan terhadap tentara Israel itu diklaim dilakukan oleh penembak jitu Brigade Al-Qassam.
Belakangan, tentara IDF mengonfirmasi, tentara mereka yang terkena serangan adalah seorang prajurit tempur dari unit pasukan khusus Shaldag.
"Anggota unit pasukan elite Israel itu terluka parah kemarin dalam pertempuran di Gaza utara. Dia dibawa untuk perawatan di Israel dan keluarganya diberitahu," tulis laporan Times of Israel, dikutip Rabu (17/4/2024).
Baca juga: Pakar Militer: Brigade Al Qassam Hamas Ciptakan Taktik Baru Pertama dalam Sejarah Perang Gerilya
Serangan Brigade Al-Qassam ini terjadi saat Tentara Israel melakukan pengadangan terhadap para pengungsi warga Palestina yang berusaha kembali ke rumah mereka di Gaza Utara dari lokasi-lokasi pengungsian.
Dalam sejumlah laporan, Memo melansir kalau tentara Israel bahkan menembaki para warga Palestina yang kembali dengan berjalan kaki.
Israel menyatakan Gaza Utara masih berstatus zona perang dan memerintahkan warga Palestina tidak kembali ke wilayah tersebut.
Klaim Sudah Kendalikan Gaza Utara
Penembakan unit anggota pasukan elite Shaldag Israel oleh Brigade Al-Qassam bukan hanya terjadi kali ini.
Pada akhir Januari silam, unit itu bahkan kehilangan seorang perwira bahkan saat IDF mengklaim sudah mengusai wilayah tersebut.
Juru bicara Tentara Israel (IDF) mengumumkan kalau, Mayor Yitzhar Hoffman, seorang perwira yang bertugas di bawah Unit Shaldag Angkatan Udara Israel terbunuh pada Rabu (31/1/2024) silam, di Jalur Gaza utara.
Saat itu, selain sang perwira tersebut, setidaknya lima tentara Israel terluka oleh milisi Pembebasan Palestina di Jalur Gaza.
Baca juga: Tak Disangka, Sumber Senjata Brigade Al Qassam Hamas Justru Berasal dari Tentara Israel Sendiri
Kabar tersebut menyeruak di tengah klaim Israel yang menyebut sudah mengendalikan wilayah Gaza Utara.
Sebelumnya, klaim kontrol wilayah itu dinyatakan IDF saat memutuskan menarik mundur sejumlah brigade cadangan mereka dari sejumlah titik di Jalur Gaza termasuk di Gaza Utara dan Khan Yunis, Gaza Selatan.
Kabar kematian para perwira Israel ini membuktikan pernyataan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas yang menyebut kalau kelompok milisi perlawanan tetap teguh mempertahankan keberadaan mereka dan membantah adanya kontrol wilayah oleh IDF.
Baca juga: Tentara Israel Kembali Tarik Brigade Cadangan dari Gaza, Persiapan Gempur Besar-besaran Hizbullah?
Apa Itu Unit Shaldag IDF?
Unit Shaldag adalah salah satu unit khusus utama militer Israel dari matra Angkatan Udara dan bermarkas di Pangkalan Udara Palmachim, sekitar 45 km di utara Kota Gaza.
Rekrutmen yang bergabung ke unit ini adalah para tentara pilihan.
Mereka menjalani pelatihan keras sehingga jebolan Unit Shaldag diharapkan memiliki nilai dan kemampuan yang luar biasa sebagai bagian dari unit komando.
Para rekrutan ini kemudian menjalani fase pelatihan paling ekstensif dan terlama dibandingkan unit tentara Israel mana pun, yang berlangsung selama 22 bulan.
Pasukan unit dilengkapi dengan pelatihan infanteri dasar dan lanjutan selama enam bulan, latihan terjun payung, latihan lintas udara, serta keterampilan pengumpulan dan pengintaian intelijen.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa anggota Unit Shaldag dapat menyelesaikan misi komando jauh di dalam garis musuh.
Saat menjelankan misi, pengerahan unit ini diharapkan bisa menginfiltrasi tanpa terdeteksi ke lingkungan pertempuran, untuk menyelesaikan berbagai tujuan.
Pasukan seperti Mayor Yitzhar Hoffman, yang dibunuh oleh Perlawanan Palestina di Jalur Gaza, diperkirakan akan melakukan operasi pengintaian khusus, membangun lapangan udara, dan melakukan tindakan lalu lintas udara.
"Unit elite ini juga bertanggung jawab atas berbagai kejahatan di Gaza dan Lebanon, karena mereka berpartisipasi dalam beberapa agresi terhadap Lebanon, termasuk Perang Tujuh Hari di Lebanon pada tahun 1993, Agresi April pada tahun 1996, dan Perang Juli tahun 2006," tulis Al-Mayadeen.
(oln/toi/khbrn/*)