AS Umumkan Sanksi Baru untuk Iran, Targetkan Produksi Drone Mematikan seusai Israel Diserang
Sanksi AS untuk Iran menargetkan produksi kendaraan udara tak berawak (UAV) atau drone.
Penulis: Nuryanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Namun, memperluas sanksi bukanlah langkah yang mudah.
UE telah menargetkan mereka yang bertanggung jawab membuat drone yang dijual Iran ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.
Hal ini untuk memperluas daftar tersebut dengan memasukkan rudal, meskipun tidak ada bukti bahwa Iran telah menjual rudal ke Rusia.
Borrell mengatakan, pasukan proksi yang didukung oleh Iran di Lebanon, Irak, dan Suriah juga dapat menjadi sasaran sanksi.
Israel akan Buat Keputusan Sendiri
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berterima kasih kepada menteri luar negeri Jerman dan Inggris yang berkunjung atas dukungan mereka.
Namun, Netanyahu menegaskan Israel akan mengambil keputusan sendiri mengenai keamanannya.
“Mereka punya berbagai macam saran dan nasehat. Saya menghargai itu."
"Namun saya ingin memperjelasnya–kami akan membuat keputusan sendiri, dan negara Israel akan melakukan segala hal yang diperlukan untuk mempertahankan diri,” ujarnya, Rabu, masih dari The Guardian.
Baca juga: Demi Jaga Imej Israel, AS Minta Iran Ngalah jika Netanyahu Balas Serangan
Sebagai informasi, Iran mengatakan pihaknya melancarkan serangan pada 13 April sebagai pembalasan atas dugaan serangan Israel pada 1 April terhadap konsulat Iran di Damaskus.
Teheran meluncurkan sekitar 300 drone serta rudal jelajah dan balistik ke arah Israel, dalam serangan langsung pertamanya ke wilayah Israel.
Israel dengan bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lain disebut berhasil mencegat hampir semua rudal dan drone.
Israel mengatakan, pihaknya akan membalas serangan Iran.
Adapun Iran diketahui mendukung Hamas, kelompok Palestina yang memerangi Israel di Gaza, serta berbagai kelompok proksi di seluruh kawasan, termasuk beberapa kelompok – seperti Hizbullah di Lebanon – yang sering melakukan serangan terhadap Israel.
(Tribunnews.com/Nuryanti)