Hasil Analisa Citra Satelit Tunjukkan Israel Tempatkan 120 Kendaraan Militer di Perbatasan Gaza
Belum lama ini, hasil analisa citra satelit menunjukkan bahwa Israel terlihat menempatkan 120 kendaraan militer di perbatasan Gaza.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Israel tampaknya siap meningkatkan eskalasinya di Gaza.
Belum lama ini, hasil analisa citra satelit menunjukkan bahwa Israel terlihat menempatkan 120 kendaraan militer di perbatasan Gaza.
Menurut analisis tersebut pergerakan tersebut menunjukkan bahwa Israel telah mengerahkan lebih dari 800 kendaraan militer ke dua pangkalan.
Dikutip dari Al Jazeera, sedikitnya 120 kendaraan ditempatkan di perbatasan utara Jalur Gaza dan 700 kendaraan ditempatkan di gurun Negev, di selatan.
Citra satelit juga mengungkapkan bahwa Israel telah mendirikan sembilan pos militer di luar wilayah kantong tersebut.
Tiga didirikan pada bulan November dan Desember 2023 dan enam lainnya didirikan antara Januari dan Maret tahun ini.
Pos-pos tersebut menampung tentara, pusat komando operasional, dan kendaraan militer.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa Israel punya niat meneruskan perangnya di Gaza, meskipun ada kecaman global.
Analisis satelit Al Jazeera mendukung pandangan beberapa ahli yang mengatakan Israel akan mendedikasikan sebagian besar sumber daya militernya untuk kampanyenya di Gaza.
“Persepsi umum saya adalah bahwa lembaga keamanan [Israel] akan lebih cenderung memprioritaskan penyelesaian Gaza, kemudian beralih ke ancaman lain – apakah itu Hizbullah [kelompok Lebanon] atau Iran,” kata Hugh Lovatt, pakar Israel-Palestina dengan Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa (ECFR).
Serangan dan peringatan Israel baru-baru ini di Gaza telah menimbulkan kekhawatiran akan serangan yang lebih besar di Rafah.
Baca juga: Gagal Hardik Serangan Hamas, Pejabat Intelijen Israel Letakkan Jabatan sementara Netanyahu Diam Saja
Pada Kamis (18/4/2024), para pejabat AS dan Israel bertemu untuk membahas kemungkinan operasi di Rafah.
Pertemuan tersebut menyusul rumor bahwa Amerika Serikat akan mendukung invasi besar-besaran ke Rafah.
Para pejabat AS telah membantah laporan tersebut.
"Netanyahu mencoba memanfaatkan posisi diplomatiknya untuk mengejar ambisinya menaklukkan Rafah dan melanjutkan operasi di sana," kata Eyal Lurie-Pardes, pakar Israel-Palestina di Institut Timur Tengah yang berbasis di AS.
Lurie-Pardes juga percaya bahwa Netanyahu tidak akan terhalang untuk menyerang Rafah dan bahwa operasi tersebut akan dilakukan secepatnya, sesuai dengan analisis satelit Al Jazeera.
“Netanyahu tidak akan melepaskan posisi – atau pengaruh – yang dia miliki saat ini [untuk pergi ke Rafah],” kata Lurie-Pardes.
Perang Israel di Gaza Memasuki Hari Ke-200
Perang Israel-Hamas di Gaza memasuki hari ke-200 pada Rabu (24/4/2024).
Sejak 7 Oktober, Militer Israel terhitung telah menjatuhkan 75.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza.
Sebagian besar infrastruktur sipil pun menjadi puing-puing.
Secara total, serangan Israel telah merusak atau menghancurkan:
- 380.000 unit rumah.
- 412 sekolah dan universitas.
- 556 masjid.
- Tiga gereja.
- 206 situs arkeologi dan warisan.
- Selain itu, serangan tersebut telah menyebabkan 32 rumah sakit dan 53 pusat kesehatan tidak dapat beroperasi.
- 126 ambulans juga menjadi sasarannya.
- Kehancuran di Gaza menimbulkan kerugian ekonomi setidaknya $30 miliar.
Perang Israel telah menewaskan hampir 35.000 warga Palestina di Gaza dan menghancurkan 62 persen dari seluruh rumah.
Sebagian besar penduduk terpaksa mengungsi jauh dari rumah mereka.
Sementara itu, menurut para pejabat Israel, sekitar 1.139 orang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober dan sekitar 250 orang ditawan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)