Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Kepanasan saat Iran Dekati Rusia, Korea Utara, Pakistan, dan Sri Lanka

AS menyatakan prihatin saat Iran mendekati Rusia, Korea Utara, Pakistan dan Sri Lanka setelah Presiden Iran Ebrahim Raisi kunjungi sejumlah negara.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in AS Kepanasan saat Iran Dekati Rusia, Korea Utara, Pakistan, dan Sri Lanka
Sergei BOBYLYOV / POOL / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi selama pertemuan mereka di Kremlin di Moskow pada 7 Desember 2023. -- AS prihatin dengan kedekatan Iran, Rusia, Korea Utara, Pakistan, dan Sri Lanka. 

Ini adalah kunjungan pertama Presiden Iran sejak mantan presiden Iran Mahmoud Ahmedinejad berkunjung ke Sri Lanka pada 2008.

Kemarin, Ebrahim Raisi hadir dalam peresmian proyek Uma Oya, pembangkit listrik tenaga air dan irigasi, di Sri Lanka yang dibangun oleh kontraktor Iran.

“Negara-negara Barat berusaha meyakinkan negara-negara lain bahwa pengetahuan dan teknologi hanya dimiliki oleh negara-negara tersebut,” kata Ebrahim Raisi dengan bangga memamerkan kemampuan Iran membantu Sri Lanka, Rabu (24/4/2024).

Proyek Uma Oya dimulai tahun 2010 dan terhambat karena sanksi yang dijatuhkan AS dan Barat terhadap Iran pada tahun 2013.

“Musuh kami tidak ingin Iran berkembang dan maju… sehingga keinginan dan tekad rakyat Iran terwujud, dan musuh kami kecewa,” kata Ebrahim Raisi, dikutip dari The Cradle.

Ia memuji proyek Uma Oya yang melambangkan persahabatan Iran dan Sri Lanka.

AS Iri dengan Kerja Sama Iran, Rusia, Korea Utara

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, menyatakan keprihatinan AS mengenai kerja sama militer antara Iran, Rusia, dan Korea Utara.

Berita Rekomendasi

Ia menyatakan bahwa proposal pertahanan Rusia kepada Iran dan Korea Utara dapat semakin mengganggu stabilitas kawasan Asia Barat dan Indo-Pasifik.

“Kami telah menyaksikan kerja sama militer antara Iran dan Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir, namun pengembangan luas drone dalam kerja sama antara Iran dan Rusia selama dua tahun terakhir adalah sesuatu yang baru," katanya kepada wartawan, Rabu (24/4/2024).

Ia mengatakan usulan Rusia untuk mengirim senjata ke Iran dapat mengganggu kestabilan Timur Tengah.

Jubir AS itu lalu menyinggung sanksi yang dijatuhkan AS dan Uni Eropa terhadap Iran setelah Iran membalas serangan Israel pada Sabtu (13/4/2024) lalu.

Ia mengancam Iran bahwa AS dan Uni Eropa akan meningkatkan sanksi ke Iran untuk mengucilkan negara tersebut.

AS memperingatkan Rusia untuk tidak mengirim senjata ke Iran karena dapat mengganggu kestabilan di Timur Tengah, tanpa melihat bahwa AS sendiri juga mengirim senjata ke Israel yang melancarkan agresinya di Jalur Gaza.

AS berjanji mendukung sekutunya, Israel, dalam setiap konfrontasinya termasuk melawan ancaman Iran, tanpa ingin terlibat secara langsung.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas