Dapat Tepuk Tangan dari Liga Arab, Jenderal Qatar: Yahudi adalah Pembunuh Nabi, Israel akan Musnah
Essa Al-Nassr mengungkapkan Israel dengan paham zionisnya menjadi sebab utama belum tercapainya kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pengumuman tersebut memicu spekulasi bahwa Hamas mungkin akan diminta untuk keluar dari negara Teluk tersebut.
Al-Ansari menegaskan Qatar terus menilai kembali peran mediasinya dan bahwa keputusan mengenai kehadiran anggota Hamas di Doha “tidak akan diambil kecuali kita selesai melakukan penilaian ulang tersebut.”
Qatar, yang juga menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan itu, sering kali menolak kritik terhadap upaya mediasi yang dilakukan oleh para pejabat Israel termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Baca juga: Bos Intel IDF Mundur, Malu karena Gagal Cegah Serangan Hamas ke Israel
Al-Ansari mengatakan pada hari Selasa bahwa keputusan untuk mengevaluasi kembali upaya tersebut dipicu oleh rasa frustrasinya terhadap serangan politik termasuk dari “para menteri di pemerintahan Netanyahu, yang berbicara negatif tentang mediasi Qatar.”
Dia menambahkan: “Mereka semua tahu apa peran Qatar, sifatnya, dan rinciannya pada tahap sebelumnya dan mereka berbohong.”
Qatar berhasil menjadi perantara satu-satunya jeda dalam perang Gaza sejauh ini, gencatan senjata selama seminggu pada bulan November yang mana sejumlah sandera Israel dan asing dibebaskan.
Baca juga: Erdogan Bertemu Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Ini Pesan Pentingnya kepada Rakyat Palestina
Perang dimulai ketika Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel yang mengakibatkan sekitar 1.170 kematian, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.
Militer Israel telah melancarkan serangan balasan terhadap Hamas yang telah menewaskan 34.183 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Militan Palestina menyandera sekitar 250 sandera Israel dan asing selama serangan 7 Oktober terhadap Israel, namun puluhan orang dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November.
Israel memperkirakan 129 orang masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer tewas.
(oln/tjp/*)