Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gelombang Panas Ekstrem Landa Asia, Filipina hingga Bangladesh Liburkan Ribuan Sekolah

Panas ekstrem melanda sebagian wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara belakangan ini.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Gelombang Panas Ekstrem Landa Asia, Filipina hingga Bangladesh Liburkan Ribuan Sekolah
pixabay.com
Ilustrasi cuaca panas - Panas ekstrem melanda sebagian wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara belakangan ini. 

“Saya tidak berani keluar pada siang hari. Saya khawatir kita akan terkena sengatan panas,” kata seorang kasir berusia 39 tahun di Yangon, Myanmar, yang bernama San Yin.

Oleh karena itu, ia mengaku memilih pergi ke taman pada malam hari untuk menghindari panas yang menyengat.

“Ini adalah satu-satunya tempat yang bisa kami tinggali untuk menghindari panas di lingkungan kami,” katanya.

Myanmar mencatat suhu 3-4 derjat celcius lebih tinggi dibandingkan rata-rata bulan April.

Pada hari Minggu, peramal cuaca nasional memperkirakan suhu di pusat kota Mandalay bisa meningkat hingga 43 derajat celcius.

Sementara di Kamboja, suhu diperkirakan bisa mencapai 43 derajat Celcius pada minggu depan.

Suhu di Vietnam juga diperkirakan akan tetap tinggi selama lima hari libur nasional, dengan perkiraan suhu mencapai 41 derajat Celcius di wilayah utara.

Berita Rekomendasi

Kemudian di India gelombang panas diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir pekan dengan suhu 44 derajat celcius.

Menurut seorang profesional periklanan mengatakan suhu ini merupakan cuaca terpanas di India.

“Saya belum pernah mengalami suhu panas seperti ini sebelumnya,” kata Ananth Nadiger kepada AFP.

Gelombang Panas yang Parah

Suhu global mencapai rekor tertinggi tahun lalu dan Organisasi Meteorologi Dunia PBB (WMO) mengatakan Asia mengalami pemanasan dengan sangat cepat.

Tidak hanya itu, dampak gelombang panas di wilayah Asia menjadi lebih parah.

Laporan State of the Climate in Asia 2023 dari WMO menemukan bahwa Asia mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan rata-rata global, dengan suhu tahun lalu hampir 2 derajat Celcius di atas rata-rata pada tahun 1961 hingga 1990.

"Banyak negara di kawasan ini mengalami rekor tahun terpanas pada tahun 2023, bersamaan dengan serangkaian kondisi ekstrem, mulai dari kekeringan dan gelombang panas hingga banjir dan badai,” kata Ketua WMO, Celeste Saulo.

"Panas ekstrem semakin menjadi pembunuh diam-diam yang terbesar," kata Wakil Sekretaris Jenderal WMO, Ko Barrett.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Cuaca Panas Ekstrem

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas