Terungkap, Pencegat Rudal Milik AS Gagal Halau Serangan Balasan Iran ke Israel
Sistem pertahanan rudal dari AS disebut gagal menghalau serangan balasan dari Iran yang meluncurkan 300 rudal dan drone ke Israel pada 13 April lalu.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Kapal dan pesawat itu telah dipersiapkan oleh Departemen Pertahanan AS selama dua minggu sebelum serangan balasan dari Iran ke Israel.
“Atas arahan saya, untuk mendukung pertahanan Israel, militer AS memindahkan pesawat dan kapal perusak pertahanan rudal balistik ke wilayah tersebut selama seminggu terakhir,” kata Joe Biden, dikutip dari AP, Sabtu (13/4/2024) malam.
“Berkat pengerahan ini dan keterampilan luar biasa dari prajurit kami, kami membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang masuk," ujarnya.
Setelah serangan balasan Iran, pasukan AS masih berada di sekitar Israel untuk berjaga-jaga jika terjadi serangan lagi.
Menurut tiga pejabat AS, banyak rudal balistik Iran yang tidak mencapai tujuannya di Israel karena gagal saat peluncuran atau tidak berfungsi selama penerbangan.
Iran mengaku telah memberitahu negara tetangganya tentang rencana serangan balasan ke Israel agar mereka dapat melindungi wilayah udara mereka.
Di sisi lain, AS memainkan peran politiknya melalui rekan-rekannya di negara-negara Teluk yang kemungkinan berbagi informasi intelijen mereka.
Pasukan AS, yang didukung oleh kapal perusak Komando Eropa-AS, menghancurkan lebih dari 80 drone serang satu arah dan setidaknya enam rudal balistik yang ditujukan ke Israel dari Iran dan Houthi di Yaman.
Akar Hubungan Israel dan Iran
Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.
Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), Inggris, dan mitra Israel.
Setelah revolusi Iran, Israel menuduh Iran yang menerapkan kebijakan anti-Israel, telah mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.
Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.488 jiwa dan 77.643 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (29/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Iran VS Israel