Drama di Balik Persetujuan Hamas Soal Gencatan Senjata: AS Turuti Mau Israel Tapi Netanyahu Menolak
Proposal yang disetujui Hamas dari mediator perundingan, termasuk AS sejatinya sudah mengadopsi permintaan Israel terkait pertukaran sandera
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Netanyhu tampaknya lebih memilih untuk memperpanjang perang," tambah laporan tersebut.
Kantor Netanyahu mengumumkan bahwa usulan terbaru Hamas tidak memenuhi tuntutan Israel, namun pihaknya akan mengirimkan delegasi untuk bertemu dengan para perunding guna mencoba mencapai apa yang digambarkan sebagai kesepakatan yang dapat diterima.
Dia menambahkan, Dewan Perang dengan suara bulat memutuskan untuk melanjutkan operasi Rafah, dan menjelaskan kalau tujuan mereka adalah untuk memberikan tekanan militer terhadap gerakan Hamas.
"Tekanan ini bertujuan untuk mencapai kemajuan dalam upaya pembebasan tahanan dan mencapai tujuan perang Israel," tulis laporan itu soal alasan Israel tetap menyerbu ke Rafah.
Sementara itu, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa proposal yang diumumkan Hamas untuk disetujui adalah versi yang “dipermudah” dari proposal Mesir yang mencakup unsur-unsur yang tidak dapat diterima Israel.
Sandera Hidup atau Mati?
Dalam rincian kesepakatan tersebut, jaringan NBC Amerika mengutip seorang pejabat Israel, mengatakan bahwa salah satu perbedaan antara Israel dan Hamas adalah apakah 33 tahanan yang akan dibebaskan semuanya masih hidup.
Laporan ini menekankan kalau Israel mewajibkan Hamas harus membebaskan 33 sandera hidup-hidup. .
Pejabat Israel mengindikasikan bahwa ada perselisihan lain mengenai jumlah tahanan yang akan dibebaskan setiap minggu setelah gencatan senjata.
Kemarin, Senin, gerakan Hamas mengatakan bahwa kepala biro politiknya, Ismail Haniyeh, melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, dan dengan Direktur Intelijen Mesir, Abbas Kamel , dan memberi tahu mereka tentang persetujuan gerakan tersebut terhadap usulan perjanjian gencatan senjata.
Khalil Al-Hayya, wakil ketua gerakan Hamas di Gaza, mengatakan – selama wawancara dengan Al Jazeera – bahwa proposal yang diajukan oleh para mediator gerakan tersebut mencakup tiga tahap, dan mencakup penarikan penuh pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, pemulangan pengungsi, dan pertukaran tahanan.
(oln/khbrn/ap/tnyt/axs/*)