Jelang Kunjungan Putin ke China, Presiden Rusia Bakal Bahas Konflik di Ukraina Bareng Xi Jinping
Presiden Rusia, Vladimir Putin dijadwalkan mengunjungi Tiongkok pada Kamis-Jumat (16-17/5/2024) untuk berdiskusi dengan Presiden China, Xi Jinping.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
Delegasi lainnya termasuk CEO Bank Tabungan German Gref, pengusaha Oleg Deripaska, kepala VTB Andrei Kostin, kepala Rosneft Igor Sechin dan bos Novatek Leonid Mikhelson, kata Ushakov.
Amerika Serikat menganggap Tiongkok sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara terbesarnya.
Putin dan Xi memandang Barat sebagai negara yang dekaden dan mengalami kemunduran.
Tiongkok memperkuat hubungan perdagangan dan militernya dengan Rusia ketika Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi terhadap kedua negara tersebut.
Rusia telah menjadi pemasok minyak mentah utama Tiongkok, dengan pengiriman minyaknya ke Tiongkok melonjak lebih dari 24 persen pada tahun 2023 meskipun ada sanksi dari Barat.
"Moskow dan Beijing ingin memimpin upaya mewujudkan tatanan dunia yang demokratis," kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov.
“Tentu saja, Rusia dan Tiongkok bukan satu-satunya pihak yang ingin mereformasi sistem internasional dan mendorong pembentukan tatanan dunia multipolar yang akan mencerminkan bobot nyata negara-negara dan asosiasi mereka,” tegas Lavrov.
Sebelumnya, ketika Putin tengah berlomba memperebutkan kursi Kepresidenan untuk masa jabtan kelima pada bulan Maret, Xi Jinping dengan cepat mengucapkan selamat atas kemenangan telak Putin.
Baca juga: Vladimir Putin
Menurut Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia, dari hampir seluruh surat suara yang dihitung, Putin tercatat memperoleh 87 persen suara.
Dalam sebuah surat yang dikutip oleh Kementerian Luar Negeri Beijing pada Senin (18/3/2024), Xi Jinping menyatakan kemenangan Putin adalah bukti bahwa ia mendapat dukungan dari rakyat Rusia.
"Kami yakin bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Putin, Rusia akan mampu mencapai prestasi yang lebih besar dalam pembangunan nasional,” kata Xi Jinping melalui surat yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Beijing.
Xi Jinping menambahkan bahwa China sangat mementingkan hubungan bilateral yang dinamis.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)