Lagi, Dua Negara di Eropa Bulan Depan Susul Spanyol, Norwegia, dan Irlandia Akui Negara Palestina
Terindikasi, dua negara berikutnya dari Eropa, Slovenia dan Belgia segera menyusul negara-negara yang sudah lebih dulu mengakui Negara Palestina.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Hingga baru-baru ini, Paul menjabat sebagai direktur kongres dan urusan publik di Biro Urusan Politik-Militer Departemen Luar Negeri AS, namun mengundurkan diri karena perbedaan pendapat mengenai kebijakan AS di Gaza.
"Perselisihan, seperti mengenai status Yerusalem atau kendali atas perbatasan, hak atas air dan teritorial udara, akan dapat diselesaikan melalui mekanisme arbitrase global yang sudah mapan,” kata Paul seraya menambahkan bahwa perselisihan semacam itu juga akan dapat diselesaikan dengan menggunakan aturan hukum, aturan penerbangan sipil, atau aturan telekomunikasi yang diterima secara internasional.
Namun, keuntungan terbesar bagi Palestina kemungkinan hanya bersifat simbolis. "Sebuah negara Palestina pada akhirnya mungkin akan menuntut Israel ke pengadilan ineternasional, namun hal itu akan memakan waktu yang lama," kata Philip Leech-Ngo, seorang analis Timur Tengah yang berbasis di Kanada dan penulis buku "The State of Palestina: A Crticial Analysis” yang diterbitkan pada tahun 2016.
Bagi Otoritas Palestina, yang memerintah sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, yang juga merupakan bagian dari perwakilan resmi rakyat Palestina, "tujuan utamanya adalah mendapatkan pengakuan,” kata Leech-Ngo kepada DW.
"Mereka tidak bisa memberikan banyak hal lain kepada masyarakat Palestina. Mereka tidak bisa menghadapi Israel, mereka tidak mampu memperbaiki kehidupan warga Palestina di bawah yurisdiksi mereka, dan mereka juga korup dan tidak demokratis. Jadi, yang bisa mereka tawarkan adalah janji pengakuan internasional,” tambahnya.
"Bagaimanapun,” lanjut Leech-Ngo, "pengakuan sebagai sebuah negara akan menjadi sebuah cara untuk mengatakan bahwa komunitas internasional menerima perjuangan Palestina sebagai sesuatu yang sah dan dalam konteks pendudukan Israel yang berkepanjangan, hal ini menawarkan modal politik yang besar.”
Apa kerugian jika pengakuan diberikan?
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan, sebagian besar warga Israel tidak menginginkan negara Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga telah mengatakan hal serupa selama bertahun-tahun.
Bagi masyarakat Israel dan para pendukungnya di luar negeri, ada kekhawatiran jika negara Palestina diakui sekarang, hal ini mungkin akan menjadi kemenangan bagi mereka yang menggelorakan kekerasan.
"Jika pengakuan tersebut terjadi sekarang, Hamas kemungkinan besar akan mendapat pujian,” tulis Jerome Segal, direktur International Peace Consultancy, di majalah Foreign Policy edisi Februari.
"[Hamas] akan menggunakan pengakuan ini untuk menunjukkan bahwa perjuangan dengan senjata saja yang akan membuahkan hasil,” tambahnya.
"Masalah besar di lapangan”
Meksipun memiliki keuntungan hukum dan simbolis, pakar menilai pengakuan terhadap negara Palestina tidak akan serta merta mengubah apa pun di lapangan.