Hamas Kecam Pembantaian di Rafah, Amerika dan Israel Bohong soal Zona Aman
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan mengutuk pembantaian Israel di Rafah pada hari Minggu (26/5/2024).
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Garudea Prabawati
Kebanyakan dari korban merupakan wanita dan anak-anak.
Rekaman menunjukkan tenda-tenda terbakar akibat serangan Israel, dan warga Palestina yang ketakutan mencari-cari korban di antara reruntuhan, yang sebagian besar telah terbakar.
Warga yang selamat mengatakan keluarga-keluarga sedang bersiap untuk tidur ketika serangan menghantam kamp pengungsi di mana ribuan orang berlindung.
"Kami sedang berdoa...dan kami menyiapkan tempat tidur anak-anak kami untuk tidur. Tidak ada yang aneh, kemudian kami mendengar suara yang sangat keras, dan api muncul di sekitar kami," kata seorang ibu Palestina, Umm Mohamed Al-Attar, dikutip dari Asharq Al-Aaswat.
Serangan udara Israel membuat anak-anak yang berada di kamp berteriak ketakutan.
"Semua anak mulai berteriak. Suaranya menakutkan; kami merasa seperti logam akan menimpa kami, dan pecahan peluru berjatuhan ke dalam ruangan," tambahnya.
DK PBB Gelar Rapat Darurat
Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat tertutup yang diminta oleh Aljazair pada hari Selasa (28/5/2024).
Pertemuan darurat ini nantinya akan membahas pembantaian keji Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah pada Minggu (26/5/2024).
Sidang darurat ini digelar tepat satu hari menjelang pemungutan suara pendahuluan di Knesset Israel yang akan diadakan pada Rabu (29/5/2024).
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Hingga saat ini, korban tewas akibat serangan Israel telah mencapai lebih dari 36.000 warga Palestina di Gaza.
Serangan Israel juga telah membuat lebih dari 80.600 warga Gaza mengalami luka-luka.
Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Osama Hamdan, Hamas, Rafah dan Konflik Palestina vs Israel