Mesir Lembek ke Israel, Tak Ada Pejabat Negara Hadir di Pemakaman Tentara yang Tewas Ditembak IDF
Tentara Israel dan pasukan Mesir saling baku tembak di penyeberangan Rafah pada hari Senin dalam sebuah insiden yang jarang terjadi.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan mengindikasikan, tentara Mesir tersebut melepaskan tembakan karena inisiatif pribadi karena didorong kemarahannya atas aksi brutal tentara IDF di Rafah.
Baca juga: Yordania Kutuk Israel Atas Pembantaian Rafah, Ratu Rania: Korban Digiring Lalu Dibakar Saat Tidur
Warga Mesir memposting gambar pemakaman Ashry di desa Al-Ajamayyin di Kegubernuran Fayoum.
"Tampaknya tidak ada pejabat Mesir yang hadir," tulis laporan koresponden i24, Selasa (28/5/2024).
Sikap ini menandai kalau pemerintah Mesir menganggap aksi tentara yang tewas itu melakukan tindakan di luar koordinasi terlepas ketidaksetujuan Kairo atas agresi militer Israel ke Rafah dan pembantaian yang terus terjadi di kota pengungsi tersebut.
Mesir Enggan Perangi Israel
Insiden baku tembak ketika agresi darat militer Israel di Rafah berlanjut selama minggu ketiga ini menambah ketegangan antara Israel dan Mesir.
Meski sudah sangat gerah, Mesir diyakini tetap akan menjaga hubungannnya dengan Israel dalam balutan perjanjian damai.
Perang yang sedang berlangsung ini memang menguji kekuatan perjanjian perdamaian terpanjang Israel dengan negara Arab tersebut.
Setelah beberapa dekade hubungan bermusuhan dan beberapa perang, Israel dan Mesir menandatangani perjanjian damai pada tahun 1979.
Baca juga: Mesir Bantah Koordinasi dengan Israel Soal Operasi Militer di Rafah: Berita Palsu Sengaja Disebar
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Israel setuju untuk mengembalikan Semenanjung Sinai ke Mesir, yang diduduki Israel selama Perang Enam Hari tahun 1967.
Sebagai imbalannya, Israel memperoleh sekutu Arab yang berpengaruh dan perbatasan selatan yang lebih aman.
Perjanjian damai tersebut juga meningkatkan hubungan Mesir dengan Amerika Serikat, dimana bantuan Amerika kepada Israel meningkat secara signifikan setelah perjanjian tersebut ditandatangani.
Mesir adalah negara Arab pertama yang mengakui Israel pada tahun 1979. Yordania mengikuti jejak Mesir pada tahun 1994, dan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020.
Dalam 45 tahun sejak Israel dan Mesir menjalin hubungan diplomatik, kedua negara telah bekerja sama secara ekonomi, militer, dan politik.
Ratusan ribu warga Israel mengunjungi Mesir setiap tahun, dan kedua negara berbagi informasi intelijen untuk memerangi terorisme di Sinai. Mesir juga menandatangani perjanjian impor gas senilai $15 miliar dengan perusahaan Israel pada tahun 2018.