Israel Kirim Pesan ke Iran Lewat Mesir, Minta Jangan Balas Dendam dengan Imbalan Konsesi di Gaza
Israel mengirim pesan ke Iran yang mendesaknya untuk tidak melancarkan pembalasan atas serangan terhadap kedutaan besar di Damaskus
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Israel Kirim Pesan ke Iran Lewat Mesir, Merayu Agar Tak Balas Dendam dengan Imbalan Konsesi di Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Komandan Angkatan Udara Garda Revolusi Iran, Amir Ali Hajizadeh mengatakan kalau Israel mengirim pesan ke Teheran yang mendesaknya untuk tidak melancarkan pembalasan atas serangan terhadap kedutaan besar di Damaskus, Suriah pada April silam.
Amir Ali Hajizadeh menambahkan Tel Aviv menyampaikan pesan kepada Teheran bahwa mereka akan membuat konsesi di Gaza untuk menghindari tanggapan Iran.
Baca juga: Kontroversi Kematian Raisi, Pengawal ke-2 Presiden Iran Tinggalkan Helikopter Nahas di Saat Terakhir
Tidak dijelaskan, apa bentuk konsesi di Gaza yang akan dilakukan Israel agar Iran tidak kembali melancarkan pembalasan atas pemboman kedutaan mereka di Suriah tersebut.
Zadeh menambahkan, pesan tersebut disampaikan Israel melalui menteri luar negeri Mesir.
Serangan itu menewaskan komandan Pasukan Quds di Lebanon dan Suriah, Mohammad Reza Zahedi, dan tujuh anggota Garda Revolusi lainnya.
Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, menuduh Israel bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengancam akan memberikan tanggapan keras.
Sekitar dua minggu kemudian, Teheran mengirimkan lebih dari 300 rudal balistik, rudal jelajah, dan drone ke Israel.
Tel Aviv kemudian melakukan serangan balasan dengan menyasar fasilitas nuklir Natanz Iran.
Baca juga: Jenderal IDF Beberkan Skenario Runtuhnya Israel, Perang Atrisi dalam Kepungan Hamas-Hizbullah-Houthi
Balasan di Level Maksimum
Soal serangan balasan Israel saat itu, mendiang Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan kalau negaranya segera merespons dan pada “tingkat maksimum” jika Israel bertindak lebih jauh dan menyerang lebih dalam fasilitas dan kepentingan negara tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan NBC News, Jumat (18/4/2024), mendiang Amir Abdullahian menambahkan, saat ini Iran tidak berniat membalas apa yang diduga sebagai serangan balik Israel ke wilayah Isfahan.
Baca juga: Media Israel: Rudal Jarak Jauh dari Jet F-35 IDF Hantam Situs Radar Fasilitas Nuklir Rahasia Iran
Namun, jika Israel kembali menyerang, Iran akan secara maksimal menyerang balik.
"Jika Israel ingin melakukan petualangan lain dan bertindak melawan kepentingan Iran, tanggapan kami selanjutnya akan segera dilakukan dan pada tingkat maksimal," katanya.
Pernyataan ini dikeluarkan di tengah laporan sejumlah media Amerika Serikat (AS) dan Israel kalau sebenarnya serangan balik Israel ke Iran jauh lebih berbobot dari apa yang diklaim Iran sebagai serangan 'enteng'.
Baca juga: Iran Kirim Senyuman, 500 Drone Cuma Dibalas 3 Drone yang Semuanya Dilumpuhkan, Israel: Pemanasan
Seperti diberitakan, ledakan bergema di Isfahan, sebuah kota di Iran Tengah pada Jumat (19/4/2024), yang oleh sumber-sumber berita digambarkan sebagai serangan Israel.
Pejabat Iran dan pihak Pasukan Garda Revolusi (IRGC) menyebut, serangan yang diduga dilakukan Israel tersebut hanya pawai 'kecil' dari qudcopter (drone).
Saat itu, mendiang Amir Abdollahian menyatakan bahwa drone, yang menurut sumber diluncurkan oleh Israel di kota Isfahan, adalah “drone kecil” dan tidak menyebabkan kerusakan atau menyebabkan kematian atau cedera.
Meski begitu, laporan yang menyebut Israel menyerang Iran dengan rudal air to surface yang ditembakkan jet F-35 menyasar situs radar yang menjadi bagian dari sistem keamanan fasilitas nuklir Natanz Iran yang sangat rahasia.
Laporan mengklaim, Israel memang tidak mengincar fasilitas nuklir Iran karena cuma berniat mengirimkan 'pesan' bahwa jet-jet Tel Aviv bisa sangat mudah menembus pertahanan udara Iran.
Baca juga: Iran Disebut Sengaja Bikin Serangan ke Israel Gampang Digagalkan, AS: Omong Kosong!
Hindari Perang Besar di Kawasan
Terbatasnya ruang lingkup serangan dan sikap diam Iran terhadap hal ini tampaknya menunjukkan keberhasilan upaya para diplomat untuk menghindari perang habis-habisan sejak Iran melancarkan serangan drone dan rudal ke Israel pada Sabtu lalu.
Media dan pejabat Iran melaporkan sejumlah kecil ledakan, yang menurut mereka disebabkan oleh pertahanan udara Iran yang menembak jatuh tiga drone di atas kota Isfahan.
Mereka menyebut insiden tersebut sebagai serangan yang dilakukan oleh “penyusup”, bukan Israel, sehingga meniadakan perlunya tanggapan pembalasan.
Seorang pejabat Iran mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada rencana untuk membalas Israel karena insiden tersebut.
Dia menambahkan, "Kami belum memastikan bahwa ada sumber eksternal di balik insiden tersebut. Kami tidak menjadi sasaran serangan eksternal apa pun, dan diskusi lebih condong pada infiltrasi daripada serangan."
Amir Abdullahian juga berhati-hati dalam komentarnya.
Media Iran mengutip perkataannya, "Media pendukung rezim Zionis (Israel) berusaha mati-matian untuk mengubah kekalahan mereka menjadi kemenangan, sementara drone kecil yang ditembak jatuh tidak menimbulkan kerusakan atau menyebabkan kematian atau cedera."
Israel tidak menyebutkan apapun mengenai insiden tersebut, dan sekutunya Washington menolak berkomentar.
AS Bela Israel Tapi Ogah Ikut Serang Iran
Ketika Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken berulang kali ditanya tentang masalah ini pada konferensi pers di Italia saat konferensi G7, dia mengatakan kalau dia tidak akan berkomentar apapun kecuali mengatakan bahwa Amerika berkomitmen terhadap keamanan Israel.
Namun Blinken membantah partisipasi AS dalam operasi ofensif apa pun ke Iran.
Itamar Rabinovich, mantan duta besar Israel untuk Washington, mengatakan, "Israel mencoba menyeimbangkan perlunya merespons dengan keinginan untuk tidak memasuki siklus tindakan dan reaksi balik yang akan terus meningkat tanpa akhir."
Kekerasan antara Israel dan proksi Iran telah berkobar di Timur Tengah selama enam bulan, menyaksikan pertumpahan darah di Jalur Gaza, meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan perang bayangan yang telah berlangsung lama antara kedua musuh bebuyutan tersebut berubah menjadi konflik langsung.
Selama beberapa hari terakhir, Israel mengatakan, mereka berencana untuk membalas Iran atas serangan Sabtu, yang merupakan serangan langsung pertama yang dilancarkan Teheran terhadap Israel.
Serangan yang tidak menyebabkan kematian setelah Israel dan sekutunya menembak jatuh ratusan rudal dan drone.
Teheran melancarkan serangan-serangan ini sebagai tanggapan atas apa yang mereka anggap sebagai serangan udara pada tanggal 1 April, yang mengakibatkan hancurnya sebuah bangunan di kompleks kedutaan Iran di Damaskus dan terbunuhnya beberapa perwira Iran, termasuk seorang jenderal senior.
Baca juga: Info Intelijen: Saling Serang Iran-Israel Berakhir, Teheran Ogah Balas Serangan Lemah Tel Aviv
(oln/*/Memo)