Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Pembantaian di Tenda Rafah oleh IDF, Ini Hasil Penyelidikan Israel & Kejanggalannya

Militer Israel mengungkapkan hasil penyelidikan awal dalam kasus pembantaian warga Palestina di tenda-tenda pengungsi di Kota Rafah

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kasus Pembantaian di Tenda Rafah oleh IDF, Ini Hasil Penyelidikan Israel & Kejanggalannya
Khaberni
Tentara Israel melancarkan serangan yang menargetkan kamp pengungsi Tal Al-Sultan di Rafah, selatan Jalur Gaza, Minggu (26/5/2024). 

“Tenda-tenda meleh dan jasad orang-orang juga meleleh,” kata salah satu korban luka dalam serangan tersebut.

Reuters melaporkan bahwa orang-orang tengah bersiap untuk tertidur ketika serangan itu dilancarkan.

“Kami berdoa dan kami menyiapkan ranjang untuk anak-anak tidur. Tidak ada yang aneg, kemudian kami mendengar suara yang amat keras, dan api muncul di dekat kami,” kata Umm Mohammed al-Attar, seorang warga Palestina yang menjadi saksi mata.

Al-Attar menyebut anak-anak kemudian berteriak.

“Suaranya mengerikan, kami merasa seperti logam itu akan runtuh menimpa kami, dan pecahan peluru jatuh ke dalam kamar,” ujarnya.

Gunakan senjata buatan AS

Baca juga: Rapat AS, Mesir, dan Israel soal Penyeberangan Rafah Selesai, IDF Diminta Mundur

Israel menggunakan senjata buatan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang kamp pengungsi di Rafah.

Kesimpulan itu muncul setelah media arus utama di AS, CNN, menganalisis video yang diambil dari tempat kejadian dan ulasan dari pakar senjata.

Berita Rekomendasi

Video geolokasi CNN memperlihatkan tenda-tenda terbakar setelah Israel menyerang “Kuwait Peace Camp 1” di Rafah.

Menurut empat pakar bom, dalam video itu tampak ekor bom berdiameter kecil buatan AS yang disebut GBU-39.

GBU-39 dibuat oleh perusahaan AS bernama Boeing dan merupakan senjata dengan akurasi yang tinggi.

“Dirancang untuk menyerang target penting strategis,” kata kata pakar bom bernama Chris Cobb-Smith kepada CNN pada hari Selasa.

“Menggunakan senjata apa pun, bahkan dalam ukuran ini, akan selalu memunculkan risiko di area padat penduduk.”

Mantan personel Angkatan Darat AS bernama Trevol Ball juga menyebut bom itu berjenis GBU-39.

“Bagian hulu ledak [bom] itu tampak jelas, dan bagian pemandu dan sayapnya sangat unik jika dibandingkan dengan bom lain,” ujar Ball.

“Saya melihat bagian aktuasi ekor dan segera tahu bahwa itu salah satu varian SDB/GBU-39.”

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas