Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hakim Ad Hoc Israel di ICJ Mengundurkan Diri, Kirim Surat ke Netanyahu, Ucapkan Terima Kasih

Hakim Ad Hoc Israel di ICJ, Aharon Barak, mengundurkan diri karena alasan pribadi keluarga.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Hakim Ad Hoc Israel di ICJ Mengundurkan Diri, Kirim Surat ke Netanyahu, Ucapkan Terima Kasih
Dok. Wikimedia Commons/X @netanyahu
Hakim Ad Hoc Israel di ICJ, Aharon Barak (kiri), mengundurkan diri karena alasan pribadi keluarga. Keputusan itu ia sampaikan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kanan), lewat sebuah surat. 

Barak, yang berusia 87 tahun dan merupakan mantan presiden Mahkamah Agung Israel, adalah bagian dari panel beranggotakan 15 hakim di ICJ yang mendengarkan kasus yang diajukan Afrika Selatan mengenai genosida Israel di Gaza.

Israel Hadapi Dakwaan Genosida

Israel hingga saat ini menghadapi dakwaan genosida di Jalur Gaza setelah Afrika Selatan mengajukan gugatan ke ICJ.

Hal ini bermula pada 29 Desember 2023, saat Afrika Selatan menyebut Israel melakukan "tindakan genosida" dalam serangan militernya di Jalur Gaza.

Lalu, pada Januari 2024, ICJ meminta Israel untuk menghindari tindakan yang bisa menyebabkan genosida dan memfasilitasi akses kemanusiaan ke Gaza, dilansir Palestine Chronicle.

Beberapa minggu kemudian, Afrika Selatan meminta tindakan tambahan sebagai tanggapan atas pengumuman Israel yang akan menyerang Rafah.

Tetapi, ICJ menolak permintaan itu.

Baca juga: 17 Negara Larang Warga Israel Masuk Wilayah Mereka, Murka atas Genosida di Gaza

Pada awal Maret, Afrika Selatan memperbarui permintaannya untuk mengambil tindakan darurat terhadap Israel.

Berita Rekomendasi

Di bulan yang sama, pengadilan memerintahkan Israel untuk memastikan pengiriman "bantuan kemanusiaan mendesak", mengingat "kelaparan yang mulai menyebar" di Jalur Gaza yang dilanda perang.

Baru-baru ini, negara-negara termasuk Spanyol, Irlandia, Libya, Mesir, dan Turki mengumumkan niat mereka untuk mendukung gugatan Afrika Selatan dalam kasus genosida terhadap Israel di ICJ.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 36.586 warga Palestina tewas dan 83.074 luka-luka.

Selain itu, setidaknya 11.000 orang belum ditemukan.

Mereka diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas korban tewas dan luka adalah perempuan dan anak-anak.

Perang Israel telah mengakibatkan kelaparan akut, sebagian besar di bagian utara Gaza, yang memicu kematian warga Palestina, kebanyakan anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, di mana sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir - yang kini menjadi tempat eksodus massal sejak Nakba 1948.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas