Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beri Ultimatum, PBB Desak Israel Lindungi Pekerja Kemanusiaan di Gaza: Semakin Tak Dapat Ditoleransi

Para pejabat PBB mengatakan belum ada keputusan akhir mengenai penghentian operasi di Gaza, dan pembicaraan dengan Israel sedang berlangsung.

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Beri Ultimatum, PBB Desak Israel Lindungi Pekerja Kemanusiaan di Gaza: Semakin Tak Dapat Ditoleransi
khaberni/HO
Ilustrasi - Tank Israel bermanuver dalam sebuah penyerbuan di Gaza pada Jumat (31/5/2024). Para pejabat PBB mengatakan belum ada keputusan akhir mengenai penghentian operasi di Gaza. 

"Rudal menghantam tempat kami, meskipun sudah aman dari konflik," kata Steve Taravela, juru bicara Program Pangan Dunia, salah satu organisasi utama yang menangani pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza, dilansir Arab News.

Di sisi lain, tentara Israel menolak mengomentari peringatan PBB tersebut.

Tentara Israel mengklaim mereka berusaha memfasilitasi pengiriman bantuan dan menuduh Hamas mengganggu pengiriman tersebut.

Israel sebelumnya telah mengakui beberapa serangan militer terhadap pekerja kemanusiaan, termasuk serangan pada bulan April yang menewaskan tujuh pekerja di World Central Kitchen, dan membantah tuduhan lainnya.

Dengan alasan masalah keamanan, Program Pangan Dunia (WFP) PBB telah menangguhkan pengiriman bantuan dari dermaga buatan AS yang dirancang untuk membawa makanan dan pasokan darurat lainnya kepada warga Palestina yang menghadapi kelaparan di tengah perang lebih dari delapan bulan antara Israel dan Hamas di Gaza.

Baca juga: Perwira AS Pilih Resign, Muak dengan Joe Biden yang Mati-matian Dukung Israel

Warga Palestina memeriksa sekolah PBB yang menampung pengungsi yang terkena pemboman Israel di Nuseirat, di Jalur Gaza tengah, pada 6 Juni 2024.
Warga Palestina memeriksa sekolah PBB yang menampung pengungsi yang terkena pemboman Israel di Nuseirat, di Jalur Gaza tengah, pada 6 Juni 2024. (AFP/BASHAR TALEB)

Update Perang Israel-Hamas

Dilansir Al Jazeera, serangan Israel menghantam pusat evakuasi yang ramai di Kota Gaza dan sebuah kamp pengungsi di Khan Younis.

Sebanyak 15 orang tewas, petugas penyelamat mencari korban selamat yang terperangkap di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Beit Lahiya, Gaza utara.

BERITA TERKAIT

Masyarakat di Gaza “mengalami kondisi yang tidak manusiawi” dengan sepertiga penduduknya memungut sampah untuk bertahan hidup di musim panas yang menyengat, kata kelompok bantuan Mercy Corps.

Militer Israel menangkap lima warga Palestina di tengah bentrokan sengit menyusul penggerebekan di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki, media lokal melaporkan.

Baca juga: Houthi Pamer Rudal Balistik Baru, Targetkan Kapal Israel di Laut Arab, Klaim Tepat Kena Sasaran

Militer Israel menuduh, tanpa memberikan bukti apa pun, bahwa seorang anggota staf Doctors Without Borders (MSF) yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Kota Gaza adalah seorang pejuang Palestina.

MSF menyebut pembunuhan rekan mereka “sinis dan menjijikkan”, dan mengatakan bahwa fisioterapis berusia 33 tahun dan ayah tiga anak itu sedang dalam perjalanan untuk bekerja di sebuah klinik ketika serangan militer Israel menewaskan dia dan lima orang lainnya, termasuk tiga anak-anak.

Setidaknya 37.658 orang tewas dan 86.237 luka-luka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Revisi jumlah korban tewas di Israel akibat serangan pimpinan Hamas mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas