Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arab Saudi Ogah Layani Permintaan Teheran, Jemaah Haji asal Iran Terpaksa Golput dari Pilpres

Arab Saudi tolak permintaan Iran yang mengajukan izin dan akomodasi bagi sekitar 47.000 jamaah Iran yang berada di tanah suci untuk menyalurkan suara

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Arab Saudi Ogah Layani Permintaan Teheran, Jemaah Haji asal Iran Terpaksa Golput dari Pilpres
Morteza Nikoubazl/NurPhoto
Warga Iran memberikan suara elektronik pertamanya ke dalam kotak suara elektronik di tempat pemungutan suara di pusat kota Teheran, Iran, pada 10 Mei 2024. Akibat Arab Saudi tolak permintaan Iran yang mengajukan izin dan akomodasi bagi sekitar 47.000 jamaah Iran yang berada di tanah suci untuk menyalurkan suara, 47 ribu warga Iran bakal golput di pilpres yang digelar Jumat (28/6/2024) 

TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 47 ribu warga Iran yang tengah berada di Arab Saudi untuk menjalankan ibadah haji sepertinya harus merelakan haknya untuk menyampaikan suara di pemilihan presiden kali ini.

Hal ini terjadi setelah pemerintah Arab Saudi resmi tak memberikan izin dan akomodasi untuk penyelenggaran pemilihan presiden Iran di tanah suci.

Kabar kurang mengenakkan tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri Iran, Ahmad Vahidi, saat berbicara di pinggir pertemuan kabinet pada hari Rabu (26/6/2024).

Dikutip dari kantor berita pusat Iran, IRNA, pemerintah Saudi dikabarkan telah menolak permintaan Tehran untuk menjalankan pemungutan suara jarak jauh untuk pemilu presiden yang digelar pada hari Jumat (28/6/2024).

Dalam permintaannya kepada Arab Saudi, Iran mengajukan izin dan akomodasi bagi sekitar 47.000 jamaah Iran yang berada di tanah suci untuk menyalurkan suaranya di TPS yang rencananya akan didirakan di Mekah dan Madinah.

Ahmad mengakui bahwa penolakan yang disampaikan Arab Saudi ini bisa dimaklumi mengingat tensi tinggi di antara kedua negara.

"Kami memiliki masalah di Arab Saudi. Sejumlah besar jamaah haji kami berada di negara ini, di Mekah dan Madinah, tetapi Arab Saudi belum menerima untuk mengadakan pemilu di negara ini, dan kami berharap masalah ini akan terselesaikan di masa yang akan datang." ungkap Ahmad.

BERITA REKOMENDASI

Meski tak bisa digelar di Arab Saudi, Ahmad menyatakan bahwa penyelenggaraan Pemilihan Presiden Iran secara jarak jauh di negara-negara lainnya tak memiliki kendala berarti.

Ahmad menyebut setidaknya ada sekitar 344 tempat pemungutan suara di luar negeri, termasuk lebih dari 30 di Amerika Serikat yang siap menggelar pemungutan suara pada Jumat ini.

Penolakan Arab Saudi terhadap penyelenggaraan Pemilu di Mekah dan Medinah ini melanjutkan ketegangan antara kedua negara.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada tahun 2016 setelah kedutaannya di Tehran diserbu selama perselisihan atas eksekusi seorang ulama Syiah Muslim oleh Riyadh.

Baca juga: Israel Bentuk Kembali Satgas untuk Pantau Program Nuklir Iran

Hubungan ini semakin tegang akibat konflik antara Iran dan Arab yang berlanjut, termasuk serangan rudal dan drone oleh milisi Houthi Iran terhadap fasilitas minyak Saudi dan kapal tanker di Teluk Persia .

6 Calon Presiden Iran Pengganti Ebrahim Raisi


Seperti yang diketahui sebelumnya, pemilu yang akan digelar pada Jumat ini dilaksanakan guna mengganti posisi Pelaksana Tugas posisi Presiden yang sementara ini diemban Mohammad Mokhber.

Mokhber selama ini mengemban tugas Ebrahim Raeisi, yang meninggal dunia bersama tujuh orang lainnya dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei 2024 lalu.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas