Penyergapan Maut Shejaiya, Intelijen Israel Dikelabuhi, Qassam Gebuk Divisi ke-98 Paratroopers IDF
Lingkungan Shejaiya di Kota Gaza lagi-lagi menjadi kuburan tentara Israel. Milisi perlawanan Palestina sukses menggiring IDF ke dalam jebakan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dari tiga upaya operasi militer di distrik tersebut, IDF selalu menarik mundur pasukannya dengan dalih operasi telah selesai namun tetap kembali lagi pada operasi berikutnya dengan alasan ada informasi intelijen kalau perlawanan kembali tumbuh di wilayah tersebut.
Alasan IDF ini menunjukkan kalau bolak-baliknya mereka ke wilayah yang sama - saat mengklaim kalau operasi sudah tuntas - adalah alasan sebenarnya atas kerugian besar personel dan peralatan tempur yang diderita sehingga harus mundur dari Shejaiya.
"Pasukan pendudukan tampaknya mengandalkan informasi intelijen dari operasi pengintaian berkelanjutan yang mereka lakukan di langit Jalur Gaza yang mengindikasikan bahwa perlawanan berlipat ganda di lingkungan Al-Shuja'iya di utara Jalur Gaza," kata Nidal Abu Zaid.
Dia menggarisbawahi, satu di antara faktor keberhasilan penyergapan milisi pembebasan Palestina di Shejaiya kali ini adalah kepintaran untuk meyakinkan intelijen Israel kalau Shejaiya memang target operasi militer dengan banyak milisi berkumpul di wilayah tersebut.
Hal ini, kata dia, seolah menggiring pasukan Israel untuk kembali mengirimkan pasukan ke wilayah di mana mereka sudah berulang kali melakukan operasi pembersihan, atau merujuk pada istilah yang dipakai IDF, dismantled operation.
"Perlawanan di Shejaiya menegaskan kalau setiap kali IDF terpaksa mundur dari lingkungan tersebut dengan mengumumkan selesainya misi, Ini menegaskan kegagalan dimensi intelijen dalam membaca dimensi operasional untuk menentukan ukuran, kekuatan, dan jalur gerakan perlawanan di sana," kata Zaid.
"Sebuah keberhasilan dicatat bagi perlawanan dengan menghilangkan kemampuan pendudukan untuk mengembangkan penilaian situasi intelijen yang dapat digunakan untuk membangun rencana serangan yang berhasil," katanya.
Secara sederhana, analisis Abu Zaid menerangkan kalau para milisi perlawanan berhasil membuat intelijen Israel salah duga terkait apapun - baik jumlah kekuatan milisi maupun kerangka operasiona perlawanan, di Shejaiya yang menyebabkan kerugian fatal yang diderita pasukan IDF.
Apa yang diraih IDF di Shejaiya, seperti banyak ditemui di Jalur Gaza selama perang ini, adalah penghancuran lingkungan yang memang sudah hancur dan pembunuhan warga sipil.
Sementara, milisi perlawanan dan kerangka operasional dan infrastruktur pendukungnya, cenderung tetap bisa beroperasi.
Pasukan Paratroopers IDF yang Kelelahan
Abu Zaid menambahkan, operasi militer IDF di Shejaiya dimulai Kamis dini hari dengan lagi-lagi mengerahkan pasukan Divisi ke-98 Parasut (Paratroopers).
Perlu dicatat, pasukan ini adalah pasukan yang sama saat mundur dari Jabalia beberapa minggu lalu.
Sebelum mundur dari Jabalia dengan dalih misi tuntas, Divisi ke-98 IDF juga menjalani operasi panjang di Khan Yunis juga berujung penarikan mundur pasukan.
"Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang strategi militer pendudukan (di mana) mengandalkan tim yang telah kelelahan dan yang struktur organisasinya telah hancur karena kerugian personel," kata Zaid.